Menlu AS Minta China Hentikan Tindakkan Agersif di Asia-Pasitik, China Bereaksi

“AS harus menjadi promotor dialog dan kerja sama di kawasan, bukannya penyabot yang mendorong perpecahan antara negara-negara kawasan dan merusak solidaritas dan kerja sama regional,” kata Wang sebagaimana dikutip Global Times, Rabu (15/12/2021).

Sementara itu, pengamat geopolitik Asia-Tenggara dan China, Zhuang Guotu, menyebut bahwa kunjungan Blinken ke Indonesia sendiri membawa sebuah misi. Yakni untuk menarik RI dalam kekuatan blok yang dipimpin Negeri Paman Sam itu.

Meski begitu, Zhuang mengatakan hal ini tidaklah mudah. Mengingat posisi RI dan negara ASEAN lainnya yang netral dalam konflik China-AS.

“AS menganggap Indonesia adalah salah satu negara paling kuat yang bersengketa dengan China di Laut China Selatan, tetapi itu salah perhitungan karena Indonesia tidak ingin menjadi ‘medan perang’ untuk persaingan China-AS,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, China selama ini sudah mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan (LCS). Yakni sekitar 90% yang meliputi area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi) dengan konsep sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Klaim teritorial sepihak tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara ASEAN dan Taiwan. Selain dengan China, LCS sendiri berbatasan dengan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.***

Editor: Deddy RA