Selalu mewaspadai nafsu agar tidak di dominasi oleh hal² yg membangkitkan hawa nafsu dan agar selamat dari kesalahan.
Efek Samping Ibadah
Selanjutnya Syaikh Dhiya’uddin menjelaskan efek samping dari ibadah baik subyek (pelaku ataupun amalannya) dengan ibarah Beliau:
فطلب العلم آففته صحبة الأحداث سنا أوعقلا أودينا ممن لا يرجع لأصل ولاقاعدة،
Efek samping bagi penuntut ilmu (murid tarekat) itu di antaranya suka berinteraksi dengan murid baru, murid yg tidak cerdas dan murid² yg lemah prinsip dan akidah agamanya.
وآفة ترك الرخص والتأويلات الشفقة على النفس،
Efek samping meninggalkan keringanan dalam ibadah dan meninggalkan mentakwil dalil naqli adalah terjangkit penyakit “merasa” mampu memerangi nafsu, padahal belum mampu.
وآفة ضبط الأوقات إتساع النظر في العمل لعلة ذي الفضائل،
Efek samping istiqamah beribadah adalah merasa mampu beramal dan merasa memiliki keistimewaan.
وآفة اتهام النفس الأنس بحسن أحوالها واستقامتها،
Efek samping dari mewaspadai nafsu adalah merasa bersih ruhaninya dan merasa sudah istiqamah dalam mewaspadai nafsu.
Efek samping di atas sebagaimana di jelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
قال تعالى: “وإن تعدل كل عدل لا يؤخذ منها” (الأنعام:70)، وقال: “إن النفس لأمارة بالسوء” (يوسف: 53).
“Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya.” (QS. Al-An’am: 70)
dan juga firman-Nya:
“Sungguh. Nafsu itu akan memerintahkan pada keburukan.” (QS. Yusuf: 53)




