DUA tahun sudah Sari dan keluarganya tinggal di gubuk yang sekaligus berfungsi sebagai kandang ayam.
Bagi Sari, tinggal serumah dengan ayam bukan pilihan, tapi apa boleh buat.
Dari pada keluarganya tidur beratap langit, gubuk pinggir kolam itulah jadi tempat tinggalnya, entah sampai kapan.
“Ieu oge sanes tanah abdi, anu batur (Ini juga bukan tanah saya, tapi milik orang lain),” jelasnya saat ditemui di gubuknya, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Sabtu (22/1).
“Cuma pemilik tanah membiarkan saya ada di sini,” sambung anak yang terpaksa memelihara beberapa ekor ayam di gubuknya ini.
Sari sehari – harinya bekerja sebagai pemulung, bahkan material gubuknya ia pungut dari tempat sampah.
Triplek, bilik bambu bekas digunakan Sari buat dinding gubuknya, selain itu spanduk yang sudah dibuang pemiliknya, Sari pungut untuk menutupi bagian bagian tempat istirahatnya yang masih bolong.