Ini terlihat dalam sejumlah riset, di antaranya di Afrika Selatan (Afsel), tempat Omicron bermula. Ini juga terlihat dalam riset di Inggris.
Mereka mengatakan, pandemi bisa beralih ke fase endemi, yang tidak terlalu mengganggu masyarakat. Pandemi sebagai penyebaran virus yang tidak terkendali di seluruh dunia sementara endemi, secara umum diartikan sebagai situasi di mana penyakit terjadi secara teratur dan dapat diprediksi.
“Ada flu endemik dan kemudian ada epidemi flu setiap musim. Epidemi tersebut umumnya dapat diprediksi dan terjadi dalam kisaran yang diperkirakan,” kata pakar penyakit menular di University of Nebraska, Dr James Lawler.
Tingkat penularan yang stabil yang tidak mengakibatkan wabah yang meluas umumnya dianggap endemik. Epidemi adalah ketika penyebarannya terbatas pada suatu negara atau wilayah.
Bukan hanya itu, vaksin juga memberi harapan. Vaksin disebut mencegah penyakit parah dan kematian, yang sangat penting untuk memulihkan kehidupan normal.
“Ada harapan bahwa antara vaksinasi dan paparan massal terhadap Omicron, akan ada kekebalan yang cukup dalam populasi sehingga jumlah orang yang rentan jatuh sakit akibat virus berkurang dengan cepat saat gelombang terbaru mereda,” kata Dr. Kelly Cawcutt , seorang ahli penyakit menular di Universitas Nebraska.
Ini berbeda dengan ketika Covid pertama kali muncul pada Desember 2019. Di mana sistem kekebalan manusia tidak dilatih untuk memerangi virus.
Hal serupa juga dikatakan Jennie Lavine, ahli biologi investigasi komputasi di perusahaan biotek Karius. Ketika kekebalan di komunitas yang lebih luas meningkat dari waktu ke waktu melalui vaksinasi dan infeksi, generasi baru seperti anak-anak kemungkinan akan menjadi kelompok utama yang tersisa yang belum terpapar.
“Meskipun risikonya tidak nol, anak-anak umumnya kurang rentan terhadap penyakit parah dari Covid-19 dibandingkan orang dewasa,” tegas Lavine.
“Ini menunjukkan bahwa virus akan, seiring waktu, menghasilkan penyakit yang lebih ringan yang mungkin menyerupai flu biasa begitu anak-anak menjadi kelompok utama yang dibiarkan tanpa pajanan.”***