Jumlah kejadian ini, menurut dia, didominasi bencana banjir 1.794 kejadian, 1.577 cuaca ekstrem, 1.321 tanah longsor, 579 kebakaran hutan dan lahan, 91 gelombang pasang dan abrasi, 24 gempa bumi, 15 kekeringan, dan 1 erupsi.
Jawa Barat Terbnyak
Abdul Muhari mengemukakan, dampak kejadian itu, 728 orang meninggal dunia, 87 orang hilang, 14.915 luka-luka, 7.630.692 menderita dan mengungsi, 158.658 rumah rusak, 4.445 fasilitas umum rusak, 664 kantor rusak dan 505 jembatan rusak.
Dari ribuan bencana yang tercatat, ia menyebut, ada 5 provinsi tertinggi kejadian bencana, yakni provinsi Jawa Barat dengan 1.358 kejadian, 622 kejadian di Jawa Tengah, 366 di Jawa Timur, 279 Aceh, dan 272 di Kalimantan Selatan. Perbandingan dengan tahun sebelumnya, pada 2020 tercatat 4.649 kejadian bencana, dan 2021 tercatat 5.402 atau mengalami kenaikan 16,2%.
Bencana paling menonjol yang mengakibatkan korban jiwa dan rumah rusak sepanjang tahun 2021 adalah Gempa Bumi Mamuju di Sulawesi Barat (15 Januari 2021) mengakibatkan 107 meninggal dunia, 11.123 luka-luka dan 60.505 mengungsi.
Kemudian bencana Siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur (4 April 2021) mengakibatkan 184 meninggal dunia, 47 hilang dan 136 luka-luka.
“Secara umum, dengan bertambahnya frekuensi dan intensitas bencana setiap tahun, pengetahun masyarakat tentang potensi risiko menjadi mutlak untuk ditingkatkan,” katanya.
