Wisata  

Rihlah Islami dan Napak Tilas Para Wali Tanah Banten

Penuli bersama sebagian rombongan di sekitar menara Masjid Banten yang sekalus berfungsi sebagai mercusuar. (Foto: enha ubaidillah)

Di sini kita bisa bertadabbur, betapa seorang senapati, asy-syekh juga mangkubhumi begitu sederhana dengan mengasingkan diri dan bersembunyi di puncak bukit setelah berpuluh tahun pengabdiannya kepada Sang Sultan dalam menata Banten serta penyebaran agama Islam.

Menjelang Dhuhur, perjalanan menuju situs sejarah makom wali berlanjut ke daerah Caringin, pesisir barat Banten.

Di sana Sang Wali Besar seangkatan dan satu dari sekian murid langsung Syekh Nawawi Al-Bantani dimakomkan, di pemakaman umum rakyat Serang.

Begitu tampak kumuh area dan makom tersebut.

Baca Juga:  Rumah Pengabdi Setan, Destinasi Wisata Horor Uji Nyali

Dari semenjak berpuluh tahun yang lalu bahkan dari peristiwa tsunami laut Tanjunglesung, belum terjadi renovasi.

Nama besar Syekh Asnawi rhl, rupanya tidak mengusik nurani para pengurus makom juga pemda setempat untuk lebih menghormatinya dengan pembuktian perbaikan serta pemugaran makomnya.

Apalagi ketika kita mengusir penat di lokasi pantai Serang yang tidak jauh dari lokasi mskom.