Jalan Layang Pasupati Bandung Ganti Nama Jadi Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja

Jalan Mochtar Kusumaatmaja. (Foto: humas bandung)

Hingga kini Wawasan Nusantara tetap menjadi landasan Indonesia dalam menentukan batas teritorial wilayah sebagai upaya merajut semangat kebangsaan.

“Yang membuat luas Indonesia meningkat 2,5 kali lipat adalah perjuangan Prof Mochtar Kusumaatmadja. Itu poin dari semua poin penting.Pada zaman kolonial Belanda, perhitungannya itu hanya 3 mil dari pantai. Akibatnya, kalau jarak antar pulau jauh, tengahnya jadi milik internasional. Itulah yang membuat kapal-kapal asing bisa seliweran di wilayah Nusantara kita,” katanya.

“Ini berkat gagasan dari Ir H Djuanda, tapi yang menerjemahkan ke teknis, memperjuangkan sampai akhirnya 1982 diakui Wawasan Nusantara adalah perjuangan Prof Mochtar Kusumaatmadja,” imbuhnya.

Baca Juga:  Inspirasi Membangun Dunia Politik Indonesia Dalam Diplomasi Makan Siang KAA 1955

Di kancah nasional, Prof Mochtar Kusumaatmadja juga pernah mengabdikan diri untuk Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di Kabinet Pembangunan III dan juga Menteri Kehakiman di Kabinet Pembangunan II.

“Sosok Prof Mochtar ini akademisi, kemudian juga mantan Menteri Kehakiman, mantan Menteri Luar Negeri, itulah yang membanggakan kita sebagai warga Jawa Barat,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, alasan mengapa dipilih Jalan Layang Pasupati sebagai Prof Mochtar Kusumaatmadja agar bisa bersimpangan dengan Jalan Ir H Djuanda.

Baca Juga:  Anggaran Bantuan Program Rutilahu di Kabupaten Bandung Kurang Besar, Berikut Evaluasi DPRD Jabar

“Mengapa lokasinya di Jalan Layang? Karena itu menjadi sumbu barat timur dari perjuangan Wawasan Nusantara melintasi utara selatan Jalan Ir H Djuanda,” ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam mengusulkan Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai nama jalan.