Wisata  

Rihlah Islami dan Napak Tilas Para Wali Tanah Banten

Penuli bersama sebagian rombongan di sekitar menara Masjid Banten yang sekalus berfungsi sebagai mercusuar. (Foto: enha ubaidillah)

PERJALANAN dimulai malam hari menuju Banten Pusat, yaitu ke situs sejarah makom sultan Banten I dan II: Sultan Maulana Hasanuddin dan putranya, Sultan Maulana Yusuf.

Meskipun perbaikan serta pemugaran komplek makom belum dirasakan maksimal karena mungkin bersandar kepada penjagaan ketat memelihara keasliannya, makom sultan dan hasil karyanya berupa menara Masjid Agung masih utuh sejak ratusan tahun yang lalu.

Dan untuk memenuhi kepuasan para maniak wisata, Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan renovasi dan inovasi sekaligus penataan alun-alun dan sekitarnya menjadi lebih nyaman dan indah.

Baca Juga  Libur Tahun Baru, Okupansi Grand Sunshine Naik 85 Persen

Perjalanan kedua menuju Gunung Santri, Desa Bojonagara Serang Banten.

Adalah Embah Soleh atau Syekh Muhammad Soleh atau Embah Senapati Cili Kored, seorang tokoh besar pengawal pribadi Sang Sultan Banten sekitar 4-5 abad lalu dimakomkan di sana.

Kedudukan beliau peresis seperti Embah Jaya Perkasa di Sumedang Larang yang “ngawula” kepada Prabu Geusan Ulun.

Bada Subuh, menaiki jalan setapak, bukit Gunung Santri.