POTENSINETWORK.COM – Amerika Serikat (AS) kembali memberi peringatan baru soal perang Rusia dan Ukraina. Paman Sam meyakini perang akan semakin memanas.
Saat ini intensitas peperangan memang sedikit menurun di Ukraina.
Hal tersebut pasca Rusia mengatakan akan menarik sejumlah pasukan pekan lalu guna mendukung proses negosiasi damai yang dilakukan.
Namun penarikan pasukan itu diyakini hanyalah upaya reposisi. Seorang pejabat senior AS mengatakan Rusia telah memindahkan sekitar 65% pasukan di dekat Kliv ke Belarus, untuk memasok tenaga tambahan sebelum dikerahkan lagi ke Ukraina.
“Ketika Rusia memulai perang ini, tujuan awalnya adalah untuk merebut ibu kota Kyiv, menggantikan pemerintah (Presiden Ukraina) Zelensky dan menguasai sebagian besar jika tidak semua Ukraina,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dikutip CNBC International, Senin (4/4/2022) malam waktu setempat.
“Rusia percaya bahwa itu dapat mencapai tujuan ini dengan cepat dan efisien.”
Namun saat ini, tegasnya, ada revisi tujuan yang dilakukan Rusia. Negara itu akan memusatkan operasi secara masif di Ukraina Timur dan Selatan dibanding wilayah besar Ukraina lain.
“Semua indikasi menunjukkan bahwa Rusia akan berusaha untuk mengepung dan membanjiri pasukan Ukraina di Ukraina timur,” katanya.
“Kami mengantisipasi bahwa komandan Rusia sekarang melaksanakan pemindahan dari Ukraina utara ke wilayah sekitar Donbas.”
Dikatakannya serangan baru Rusia juga nanti akan berupa serangan udara dan rudal yang bisa menyebabkan kerusakan militer dan ekonomi serta membuat teror. Namun ia tak menyebut potensi senjata nuklir.
Sebelumnya hal sama juga dikatakan Juru Bicara Pentagon John Kirby. Ia mengatakan Rusia tak bisa diprediksi.
Ia bahkan menyebut sulit mengetahui kapan perang akan berakhir. Menurutnya perang bisa berlangsung lagi berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Sebelumnya Rusia menyerang Ukraina 24 Februari. Akibatnya, dari data PBB, 1.000 orang lebih tewas dan 4 juta mengungsi.***