Tahta Kerajaan Sundapun bergeser ke tangan Rakeyan Watuageung, suami Dewi Ambawati dengan julukan resmi Prabu Atmayadarma Hariwangsa pada tahun 930 Masehi.
Perebutan Tahta Kerajaan Sunda
Prabu Limbur Kancana berputra Rakeyan Sunda Sembawa (Prabu Medang Gana atau Prabu Munding Gunawirya Tapak Manggala) yang merebut tahta Kerajaan Sunda dari Praburesi Atmayadarma dan Dewi Somya. Kedudukan Prabu Medang Gana (Rakeyan Sunda Sembawa) setelah meninggal dunia digantikan oleh Prabu Wulung Gadung tahun 973-989 M, suami dari Dewi Somya.
Setelah kepergiannya, tahta kemudian diduduki oleh putranya yaitu Rakeyan Gendang atau Prabu Brajawisesa.
Prabu Brajawisesa berputra dua orang, Prabu Dewasanghiyang dan Dewi Rukmawati yang diperistri oleh Prabu linggasakti Jayawiguna 988-1012 M.
Setelah kepergiannya, tahta diduduki oleh kakak iparnya yaitu Prabu Dewa Sanghiyang.
Pada tahun 1012 M Prabu Brajawisesa meninggal dunia dan digantikan oleh Prabu Dewa Sanghiyang.
Dengan demikian, Prabu Dewa Sanghiyang menduduki dua tahta kerajaan Galuh-Sunda bergelar Prabu Maharaja Dewa Sanghiyang.