Sedang untuk patihnya, ia tugaskan kepada anak dari kakaknya sendiri yaitu Prabu Resiguru Darmasatyadewa di tahun 1027 M.
Setelah kepergiaannya, Tahta dua kerajaan itu dipegang oleh putranya yaitu Prabu Sanghiyang Ageung yang berjuluk pula ‘ Maharaja.
Untuk patih (wakil) di Kerajaan Galuh, ia percayakan kepada adik uparnya yaitu Dewi Sumbadra, 1019 M.
Begitulah adanya, silih berganti pemegang pucuk pemerintahan Sunda-Galuh berurai air mata dan darah.
Pembantaian demi pembantaian serta penggulingan serta pemberontakan begitu kentara beraroma anyir darah haus kekuasaan. Kita kembali di episode selanjutnya.
Episode yang mendekati terjadinya ‘Perang Bubat’ di Majapahit.***(Bersambung