Menelusuri Jejak-Jejak Nenek Moyang Orang Sunda

Dara Puspa ialah adik Dara Kencana, istri Prabu Kretanegara. Kedua kakak beradik tersebut adalah putri raja Melayu, Trailoyaraja Maulibusana Warmandewa.

Prabu Ragasuci berputra Sang Citraganda dan bermitra dengan Bre Majapahit (Prabu Kreta Rajasa Jayawardhana).

Setelah Prabu Ragasuci mangkat pada tahun 1303 digantikan oleh putranya yaitu Prabu Citraganda yang berpermaisurikan Dewi Antini putri dari Prabu Rajapurana, anak dari Prabu Guru Darmasiksa dari istri putri kerajaan Saunggalah.

Setelah mangkat di tahun 1311 M, Prabu Citraganda dipusarakan di Tanjung yang kemudian dikenali dengan sebutan Sang Lumahing Tanjung. Ia digantikan oleh Prabu Linggadewata yang bertahta hingga tahun 1333 M.

Baca Juga:  Menelusuri Jejak Nenek Moyang Orang Sunda

Pengggantinya di kemudian hari adalah suami adiknya yaitu Prabu Ajiguna Linggawisesa yang menikahi Putri Ratna Umalestari, putri dari Prabu Citraganda.

Pada masa pemerintahannya, ibukota (purasaba) Kerajaan Sunda termasuk Galuh sudah dipindahkan dari Pakuan (Bogor) ke Kawali (Ciamis).

Prabu Ajiguna berputra:

  1. Prabu Ragamulya Luhurprabawa.
  2. Dewi Kiranasari, istri Prabu Aryakulon.
  3. Suryadewata, nenek moyang orang Talaga, Majalengka.
    Prabu Ajiguna mangkat pada tahun 1340 M dan dipusarakan di Kiding hingga berjuluk Sang Lumahing Kiding, digantikan oleh Prabu Ragamulya Luhurprabawa hingga tahun 1350 M. Prabu Ragamulya berputrakan:
  4. Prabu Linggabuana, yang pernah menduduki jabatan adipati selama 7 tahun pada masa pemerintahan kakeknya dan menjadi yuwaraja atau raja anom pada masa pemerinrahan ayahandanya, selama 10 tahun.
  5. Prabu Bunisora Suradipati, yang semenjak muda tenggelam dalam keagamaan dan berjuluk Bataraguru di Jampang. Ia adalah ayahanda dari Pangeran Rakeyan Bratalegawa.***(bersambung)