Melalui PESONA kita bisa belajar untuk melatih diri kita menyelesaikan masalah-masalah yang rumit menjadi sederhana dan mudah.
“Perjalanan mengikuti perlombaan dan pertandingan yang diikuti dengan capaian kemenangan ibarat meniti gunung yang menjulang tinggi. Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kreatifitas, kerjasama, ketekunan dan kesabaran. Kita semua harus mampu menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai lesson leran dalam kehidupan,” paparnya.
Selamat kepada semua atlit dan seniman, baik yang kali ini beruntung mendapatkan medali, juga yang belum menyumbangkan medali. “Bagi saya anda semua adalah Sang Juara yang telah mengukir prestasi terbaiknya dan menjadi duta kebanggaan perguruan tingginya masing-masing,” pungkasnya.
Destinasi Perguruan Tinggi Dunia
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Prof Suyitno berharap keberadaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus menjadi destinasi perguruan tinggi dunia.
Saat PTKN memiliki talenta-talenta yang beragam dan kaya dengan keragaman talenta, tidak hanya menguasai ilmu agama, tapi menguasai dalam segala bidang, termasuk piawai dalam menampilkan seni budaya dan lihai dalam cabang olahraga.
“Mapping hasil Pesona itu tergambar dengan distinctive kampus. Ternyata PTKN itu punya talenta-talenta yang beragam dan kaya dengan keragaman talenta. Kalau masih ada asumsi bahwa anak PTKN hanya pinter agama, maka itu adalah orang lama yang nggak paham tentang perkembangan PTKN,” tegasnya.
Menurutnya, gelaran PESONA ini tidak menentukan the winner (pemenang), bukan pemenang dan siapa yang kalah, tapi yang ada adalah the leaner atau pembelajar.