Deni Kamaludin Yusup selaku Wakil Dekan I FEBI dan sekaligus Anggota Tim Peneliti mengatakan bahwa digitalisasi di PTKIN pada umumnya baru sebatas perkuliahan secara online (hybrid), perpustakaan online (digital library), dan pelayanan admistrasi akademik (digital academic services). Padahal perguruan tinggi seharusnya menerapkan prinsip good governance university yang memiliki karakteristik core business platform yang unggul dan kompetitif yang ditampilkan dalam academic digitalization performances di semua aspek, sehingga nantinya mampu menghasilkan lulusan yang menguasai sistem informasi teknologi dan pemanfaatannya dalam pengembangan ekonomi dan bisnis digital.
Lebih lanjut Deni menuturkan, alasan melakukan visiting research ke FEB UNAIR Surabaya, FEB UGM Yogyakarta, FEB UI Depok, dan FEB UPI Tasikmalaya pada Juli 2022 ini, karena keempat PTN tersebut sudah jauh lebih dulu mengembangkan model laboratorium bisnis digital di semua aspek Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. Baik secara teoretis maupun praktis. Meskipun saat ini Ekonomi dan Bisnis Digital sudah menjadi Mata Kuliah dan Praktikum berbobot 2 SKS dalam Kurikulum MBKM FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
“Besar harapan kami, diseminasi dari hasil penelitian ini nantinya dapat diimplementasikan dalam bentuk penyediaan Unit Laboratorium Bisnis Digital sebagai media pembelajaran dan praktikum bagi dosen dan mahasiswa di FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung,” jelasnya.
Sedangkan Neneng Hartati (Anggota Peneliti dan Sekretaris Prodi MKS) melihat pengembangan Laboratorium Bisnis Digital tidak bisa hanya sekedar teori, namun perlu diimplementasikan menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran praktis/terapan. Terlebih lagi mahasiswa millennial saat ini sangat familiar dengan berbagai corak bisnis berbasis Start Up, Market Place, dan E-Commerce.
“Harapan kami, disemninasi hasil penelitian ini nantinya dapat dilakukan kolaborasi antar dosen dan mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam mengembangkan aplikasi Start Up, Market Place, dan E-Commerce dengan menggunakan UIN Bandung Branding Platform yang sepenuhnya dikelola oleh mahasiswa pada Laboratorium Bisnis Digital,” tandasnya.
Senada dengan pendapat di atas, Elsa Yulandri selaku Asisten Peneliti dan Alumni Prodi MKS Angkatan 2016 merasa sangat bangga terlibat langsung menjadi bagian dalam kegiatan penelitian ini.
Berdasar pada data Badan Pusat Statistik (2021), sebanyak 15,08 persen menjalankan usaha E-Commerce. Angka ini masih tergolong rendah, di mana usaha yang dijalankan pelaku usaha di Indonesia masih didominasi usaha konvensional. Kemudian, 70,89 persen lebih banyak berjualan offlline dan 42,52 persen tidak tertarik berjualan online, serta 21,78 persen memiliki pengetahuan yang kurang terhadap E- Commerce. Artinya tingkat literasi bisnis digital masyarakat pelaku usaha masih sangat rendah.
Menurutnya, Laboratorium Bisnis Digital di FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan “suatu kebutuhan akademik yang harus dikembangkan karena akan berguna untuk mempersiapkan sumber daya manusia terdidik yang menguasai kemampuan bisnis digital dan memajukan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.




