Hanya, ruas Jalan Soreang di dekat Alun-alun Soreang, dipersempit dengan posisi
parkir kendaraan yang menyamping hingga menjorok ke badan jalan.
Posisi parkir kendaraan, tidak sejajar dengan posisi ruas jalan.
“Memang, cukup banyak angkot yang ngetem di luar terminal sehingga menyebabkan kemacetan kendaraan,” kata Iis kepada wartawan, di ruang kerjanya, Selasa (13/9) siang.
Ia menjelaskan,
terminal bayangan itu, muncul akibat kapasitas terminal tak mampu menampung jumlah angkutan umum.
Tak hanya angkutan umum lokal, melainkan angkutan AKDP (atarkota dalam provinsi).
“Padahal, Terminal Banjaran, Soreang, dan juga Baleendah termasuk terminal
tipe C yang melayani angkutan lokal saja,” ujar dia.
Dari jumlah angkutan umum, sekitar
6.000 unit, terminal tipe C ini, menurut dia, hanya mampu menampung kisaran 55%-60%.