Rencananya, akan dilakukan vaksinasi lagi dengan jenis vaksin aftosa.
Dari hasil Monitoring dan Evaluasi Satgas PMK Nasional di Lombok Barat pada 24-26 Oktober 2022, ditemukan beberapa kendala yang menyebabkan capaian vaksinasi belum maksimal.
Kendala tersebut disampaikan oleh drh. I Nyoman Rai Indriani, selaku dokter di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat.
“Kendalanya ya kesadaran masyarakat yang masih rendah. Kedua kasus kematian kemarin yang tidak terlaporkan sehingga berpengaruh kepada data populasi. Populasi menurun tapi tidak terdata.”
Selain kendala terkait vaksinasi, ditemukan juga beberapa kendala dalam penerapan 5 strategi pencegahan penularan PMK di NTB, khususnya di Lombok Barat. Tak hanya kekurangan vaksinator, Satgas PMK Lombok Barat juga kekurangan tenaga kesehatan untuk mengobati hewan terjangkit PMK.
Namun, Satgas PMK tetap berusaha melakukan pengobatan secara optimal dengan distribusi obat dari pusat sebanyak 16.567 dari total ternak yang sakit sebanyak 16.589.
Selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, mereka juga kekurangan wadah pendingin yang proper untuk menyimpan vaksin. Selama ini, penyimpanan aksin hanya menggunakan kulkas saja.
Terkait pendistribusian eartag, Lombok Barat telah menerima eartag sebanyak 48.000 unit dari pusat. Namun, jumlah yang telah direalisasikan pada hewan ternak baru mencapai 200 unit.




