Terjadilah persabungan ayam Raden Kamandaka dan Silihwarni, tanpa disadari oleh Raden Kamandaka, tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris Kujang Pamungkasnya.
Karena luka goresan keris itu, darahpun deras mengalir. Dengan ketangkasannya, Raden Kamandaka, dapat lolos dari bahaya tersebut dan tempat ia dapat lolos itu dinamakan Desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.
Karena lukanya semakin deras mengeluarkan darah, Kamandakan pun istirahat sebentar disuatu tempat, yang dinamakan Bancran. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh Silihwarni dan prajurit.
Pada suatu tempat, Raden Kamandaka dapat menangkap anjing pelacak Silihwarni dan kemudian tempat itu diberinya nama Desa Karang Anjing.
Raden Kamandaka terus lari kearah timur dan sampailah pada jalan buntu, tempat ini kelak bernama Desa Buntu.
Akhirnya, Raden Kamandaka sampailah di sebuah Goa. Didalam Goa ini ia beristirahat dan bersembunyi dari kejaran Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari mulut goa tersebut berseru menantang Raden Kamandaka.