Lutung Kasarung dan Kamandaka (sebuah cerita legenda Banyumas)

Lutung Kasarung dan Silihwarni
Raden Silihwarni menantang Raden Kamandaka (patung di Goa Jatijajar, Kebumen, Jawa Tengah) menggambarkan Legenda Lutung Kasarung

Suatu kegemaran dari Adipatih Pasir Luhur adalah berburu. Suatu hari Adipatih dan semua keluarganya berburu. Dalamperburuannya, mereka bertemu dengan seekor lutung yang sangat besar dan jinak, akhirnya ditangkaplah hidup-hidup lutung tersebut.

Sewaktu akan dibawa pulang, Rekajaya datang mengaku bahwa itu adalah lutung peliharaannya, dan mengatakan beredia membantu merawatnya jika lutung itu akan dipelihara di Kadipaten. Dan permohonan itu pun dikabulkan.

Setelah sampai di Kadipaten, para putri berebut ingin memelihara lutung tersebut. Selama di Kadipaten lutung tersebut tidak mau dikasih makan. Akhirnya oleh Adipatih, lutung tersebut disayembarakan yaitu jika ada salah seorang dari putrinya dapat memberi makan dan diterima oleh lutung tersebut maka ia lah yang akan memelihara lutung tersebut.

Ternyata makanan yang diterima oleh lutung tersebut hanyalah makanan dari Dewi Ciporoso, maka “Lutung Kasarung” itu menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso. Malam hari lutung berubah wujud menjadi Raden Kamandaka.

Hanya Dewi Ciptoroso yang tahu tentang hal tersebut. Pada siang hari ia berubah menjadi lutung lagi. Dewi Ciptoroso menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani lutung kasarung.

Alkisah, suatu hari Raja Nusa Kambangan Prabu Pule Bahas, menyuruh patihnya untuk meminang Putri Bungsu Kadipaten Pasir Luhur, Dewi Ciptoroso. Ia mengancam apabila pinangannya ditolak akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur.