POTENSINETWORK.COM – Pasang Giri Pop Sunda digelar oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang bekerja sama dengan Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Pasanggiri Pop Punda, diselenggarakan Rabu (25/10) bertempat di Gedung Tourist Information Centre (TIC) Kab Bandung.
Pasanggiri ini diikuti oleh 32 peserta dengan kreteria umur mulai dari 17 tahun sampai 20 tahun. Acara ini merupakan rangkain dari acara Hari Sumpah Pemuda ,yang sebelumnya juga KNPI telah mengadakan Pasang Giri Jaipong, ujar ketua DPD KNPI kab.Bandung, kang Rifky Fauzi.
Peseta yang hari ini tampil kedepannya akan dikembangkan lebih lanjut melalui berbagai pelatihan dan sebagainya, dan bagi yang juara akan difasilitasi untuk tampil di ivent – ivent dan juga acara kedinasan.
Kang Rifky juga mengatakan untuk kedepannya KNPI siap memfasilitasi dan memediasi bagi pemuda atau pemudi yang berpotensi untuk bisa berkreasi melalu seni dan budaya, karena melihat kondisi sekarang ini budaya dan seni sunda mulai terkikis oleh perkembangan jaman, dengan banyaknya budaya luar yang mempengaruhi budaya lokal.
Rifky berharap pemuda dan pemudi kabupaten Bandung khususnya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya sunda. “Boleh suka dengan budaya luar tapi jangan sampai melupakan budaya sendiri, karena suatu bangsa akan rusak ketika budayanya rusak”, ujarnya.
Budayawan dan seniman senior yang juga pengurus PASEBAN Kab Bandung, Abah Dedi, merasa bangga dengan terselenggaranya Pasang Giri Pop Sunda ini. Ia berharap acara ini jangan hanya terselenggara tapi harus berdampak, terutama kepada para juara, ujarnya.
Pernyataan itu juga amini salah satu juri acara tersebut, Malik Ibrahim.
Kang Malik merasa bangga dan berharap kedepannya lebih banyak lagi pasang giri – pasang giri lainnya yang berbau seni dan budaya sunda.
Kegiatan pasanggiri seni sunda ini, sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan sunda.
Kesenian sunda tidak terlepas dari adat istiadat, kebiasaan dan juga falsafah kehidupan orang sunda dalam memelihara hubungan dengan sang pencipta, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Seni sunda mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai tontonan dan tuntunan. Disebut tontonan karena memperlihatakan berbagai keindahan sebagai sarana hiburan rakyat, begitu juga disebut sebagai tuntunan karena banyak ajakan untuk melalui kehidupan agar selaras dengan norma dan etika yang ada di masyarakat. *(Tajudin)