Ramadhan 1445 H / 2024, Kapan ?

Ramadhan 1445 H
Pemerintah menggunakan metode rukyah dan hisab untuk menentukan permulaan bulan Ramadhan

Penentuan awal Ramadhan itu diadakan setiap tanggal 29 Sya’ban.

Metode Penentuan Awal Bulan Ramadhan
Dalam penentuan awal masuknya bulan Ramadhan terdapat sejumlah perbedaan pendapat dari para ulama, ilmuwan, pakar hisab-rukyat, dan berbagai organisasi yang ada di Indonesia. Untuk itu, Kemenag mengadakan sidang isbat untuk menyatukan pendapat tersebut.

Perbedaan pendapat itu berdasar pada metode penetapan yang berbeda-beda. Dua metode penetapan awal Ramadhan yang paling banyak digunakan;
1. Metode Rukyat
Disebut juga dengan metode observasi/mengamati hilal atau istikmal. Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali menyatakan awal bulan Ramadhan hanya bisa ditetapkan dengan metode Rukyat.

Metode ini menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. Mereka berpegang pada firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 185 berikut ini:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa (pada) nya.”

Selain itu, para ulama juga berpedoman hadits yang Rasulullah SAW sebagai berikut:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ


“Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari, hadits no. 1776).

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, disimpulkan bahwa kewajiban berpuasa hanya bisa ditetapkan dengan melihat hilal atau menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari.

2. Metode Hisab
Beberapa ulama seperti Ibnu Suraij, Taqiyyuddin al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil mengatakan awal puasa dapat ditetapkan menggunakan metode ini. Metode Hisab merupakan perhitungan untuk menentukan posisi hilal.

Pernyataan ulama itu didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 sebagai berikut:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu).”

Ayat di atas menerangkan bahwa tujuan diciptakannya sinar matahari dan cahaya bulan serta penetapan tempat orbit keduanya dilakukan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan Waktu. Dengan kata lain, Allah SWT mensyariatkan kepada manusia untuk menggunakan hisab dalam menentukan awal dan akhir bulan dalam kalender Hijriyah.

Selain pada firman Allah, para ulama tersebut juga berpedoman pada sabda Rasulullah di bawah ini:

إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ

“Jika kalian melihat hilal (hilal Ramadhan) maka berpuasalah, dan jika kalian melihatnya (hilal Syawal) maka berbukalah. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka perkirakanlah ia.”
Awal Puasa 2024 Menurut Prediksi Rukyatul Hilal Global
Selasa, 03 Okt 2023 15:30 WIB.

Melansir laman resmi kemenag.go.id, Al Jarwan memaparkan, bulan sabit baru akan muncul pada Jumat, 15 September pukul 05.40 waktu Uni Emirat Arab (UEA). Saat matahari terbenam pada hari tersebut, Bulan sabit akan berada pada ketinggian 4 derajat di atas ufuk barat. Posisi bulan terletak sekitar 21 menit setelah matahari terbenam dan peristiwa ini menandakan bulan Rabiul Awal dimulai pada Sabtu, 16 September 2023.

Berdasarkan perhitungan tersebut, menurut ramalan astronomi, bulan Ramadan 1445 H/2024 M akan dimulai pada Kamis, 12 Maret 2024. Namun, ada perbedaan terkait Idul Fitri 2024. Menurut prediksi ini, puasa akan berlangsung hingga Jumat, 11 April 2024 dan Idul Fitri akan jatuh pada 12 April 2024.

Sementara itu, menurut kalender Hijriah yang disusun berdasarkan sistem Ummul Qura yang digunakan Arab Saudi, awal puasa 2024 jatuh pada 11 Maret 2024 dan Idul Fitri 2024 jatuh pada 10 April 2024. Menurut metode ini, puasa Ramadan akan berlangsung dalam 30 hari.

Baca Juga:  Insyaallah Juara! Uu Ruzhanul Lepas Kafilah MTQ Jabar ke MTQ Tingkat Nasional 2022