Dalam sajian-sajian itu, apakah terbersit juga pemikiran mengenai kualitas panganan yang jadi sajian dengan bagaimana usaha petani menyediakan semua itu hingga bahan pangan tersaji sempurna.
Sebagai pemerhati dunia pertanian, Dede Ginanjar mengharapkan bahwa peristiwa makan siang istana tidak berhenti pada obrolan-obrolan politik parsial, menyangkut pemilu dan segala pernak-perniknya.
Makan siang istana itu bagaimana seharusnya menyambungkan dengan pembahasan nasib petani juga.
Menyelami suasana kebatinan petani dalam melihat peristiwa makan siang istana, Dede Ginanjar menemukan adanya kerisauan, bahwa, urusan bicara politik di meja makan itu bisa dilakukan politisi dalam proses menguatkan ide-ide politiknya.
Disamping itu, soal apa isi piring saat santap siang pun, harus dipikirkan. Asupan gizi cukup dan bahan pangan berkualitas harus terus diperhatikan. Usaha ini, hubungannya dengan kemampuan petani mengolah usaha pangan.
Apakah pemerintah juga sampai kepada pemikiran ini, yaitu bagaimana kesinambungan membangun dunia politik melalui meja makan sejalan juga dengan penguatan ide politik menciptakan kualitas pangan dan keunggulan kehidupan petani?
Hal pokok dari pemikiran Dede Ginanjar, bahwa, etika makan, kualitas pemikiran politisi saat berada di meja makan, sangat dipengaruhi kualitas bahan pangan dari para petani.