AS, Uni Eropa dan negara-negara Barat mengutuk serangan Hamas terhadap Israel. AS, sekutu terdekat Israel, telah memberikan bantuan militer dan ekonomi senilai lebih dari US$260 miliar kepada Israel dan menjanjikan peralatan tambahan, rudal pertahanan udara, bom dan amunisi.
AS juga telah mengerahkan dua kapal induk ke perairan Mediterania timur untuk menghalangi musuh-musuh Israel.
Rusia dan China sama-sama menolak mengutuk Hamas, dan mengatakan mereka tetap menjaga kontak dengan kedua pihak yang berkonflik.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyalahkan kebijakan AS atas tidak adanya perdamaian di Timur Tengah.
Iran, musuh bebuyutan Israel, adalah pendukung utama Hamas, seperti halnya Hizbullah, yang milisinya terus bertikai dengan pasukan Israel hampir setiap hari sejak serangan Hamas terhadap Israel.
Sejumlah pertanyaan tentang peran Iran dalam serangan Hamas mengemuka, setelah ada laporan mengatakan bahwa mereka memberikan lampu hijau beberapa hari sebelum Hamas melakukan serangan. Namun Iran membantah keterlibatannya.
Hamas memenangkan pemilu terakhir Palestina pada tahun 2006, dan menguasai Gaza pada tahun berikutnya dengan menggulingkan rival mereka, kelompok Fatah dan Presiden Mahmoud Abbas yang berbasis di Tepi Barat.