“Kita lihat, dari mana burung ini bisa mendapatkan makanan?” gumam Syaqiq dalam hatinya sambil mendekati dan terus memperhatikan burung itu.
Ibrahim bin Adham belum memberikan respons, ia tetap fokus mendengarkan kisah Syaqiq Al-Balkhi.
Tiba-tiba, kata Syaqiq, datang seekor burung yang sehat dan normal mendekati burung yang sakit dan terjatuh.
“Burung sehat ini membawa belalang di paruhnya, lalu menyodorkan belalang itu ke paruh burung yang sayapnya patah,” sambung Syaqiq.
Peristiwa tersebut membuat hati Syaqiq tertegun. Ia pun memuji kekuasaan Allah yang telah memberikan rejeki berupa makanan kepada burung yang tak berdaya di tengah gurun.
“Allah juga pasti akan memberiku rejeki di mana pun aku berada,” kata Syaqiq penuh keyakinan.
Sejak saat itu, masih kata Syaqiq kepada Ibrahim bin Adham, ia memilih memfokuskan diri untuk beribadah dan tidak bekerja karena yakin bahwa Allah akan tetap memberi rejeki, sebagaimana burung yang sayapnya patah itu.
Setelah Syaqiq selesai bercerita, Ibrahim bin Adham memberikan pertanyaan sekaligus pernyataan yang membuat Syaqiq tercengang.