“Wahai Syaqiq, mengapa engkau malah memilih menjadi seperti burung yang sayapnya patah itu, mengapa tidak memilih menjadi burung yang sehat dan memberi makan burung yang sakit tersebut?” ucap Ibrahim bin Adham pada Syaqiq.
Tidak berhenti di situ, Ibrahim bin Adham juga mengutip hadits Rasulullah saw.
“Tidakkah engkau mendengar bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah?” ucap Ibrahim bin Adham.
“Bukankah di antara tanda seorang mukmin sejati adalah menginginkan satu dari dua derajat yang lebih tinggi dari berbagai hal, hingga dia mencapai tingkatan Al-Abrar?” sambung Ibrahim bin Adham.
Usai mendengar penjelasan Ibrahim bin Adham, Syaqiq AI-Balkhi langsung memegang dan mencium tangan Ibrahim bin Adham seraya berkata: “Anda guru kami, wahai Abu Ishaq.”
Dari kisah ini dapat dipetik hikmah bahwa menempuh perjalanan spiritual tidak harus meninggalkan kehidupan ekonomi dan sosial.
Lebih dari itu, perjalanan spiritual bisa ditingkatkan dengan selalu menebarkan kebaikan dan terus memberikan manfaat kepada orang lain. *(Muhammad Aiz Luthf/Editor: Aziz Luthfi)