Dalam penyusunan IPM Kecamatan di Kabupaten Bandung ini, kata Yosep, Diskominfo Kabupaten Bandung bekerja sama dengan Fakultas MIPA Institut Pertanian Bogor (IPB), sementara Pembuatan Portal Geospasial 4.0 bekerjasama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG). Untuk penginputan data geospasial merupakan sinergitas dan kolaborasi dengan perangkat daerah di lingkungan Pemkab Bandung. Sebelum launching ini, Diskominfo bersama BIG telah melaksanakan pelatihan geospasial terhadap para pengelola data perangkat daerah. Ke depan, data terintegrasi ini dapat dibaca lengkap dengan pemetaannya secara akurat.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana mengatakan penyusunan IPM Kecamatan dipandang sebagai hal yang sangat mendesak sebagai sumber informasi pembangunan daerah dan sangat penting dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang lebih baik.

Sebab perencanaan yang sistematis dan komprehensif hanya dapat diwujudkan apabila setiap tahapan perencanaan dilengkapi dengan data yang akurat dan mendetail. Oleh karena itu, dibutuhkan ketersediaan data mengenai pembangunan manusia yang representatif dalam menggambarkan kondisi sosial ekonomi suatu wilayah seperti wilayah tingkat kecamatan.
“IPM yang menggambarkan tiga komponen utama yaitu angka harapan hidup (derajat kesehatan), angka rata-rata harapan lama sekolah (pendidikan) dan kemampuan daya beli masyarakat beserta komponennya, dapat dijadikan referensi pembangunan terutama sebagai bahan pengambilan kebijakan ke depan,” ujar Bupati Dadang Supriatna diwakili Sekda Cakra Amiyana.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Kabupaten Bandung termasuk dalam kategori “tinggi” dari 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Bahkan, IPM Kabupaten Bandung terus meningkat dalam tiga tahun terakhir atau selama masa kepemimpinan Bupati Bandung Dadang Supriatna.