Menurutnya, berkaitan program prioritas Tahun 2024, ia menjelaskan tetap mengacu berdasarkan rencana pembangunan daerah (RPD) yang disusun sampai Tahun 2026 sebelum nanti ada RPJPD dan RPJMD.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan diantaranya, belanja publik seperti penataan ruang publik, penataan taman-taman, termasuk penataan alun-alun, infrastruktur seperti jalan, kemudian juga infrastruktur yang berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Seperti halnya air minum, air bersih, sambungan rumah yang masih harus di tingkatkan, perbaikan MCK untuk menuntaskan ODF di beberapa kelurahan, serta pengentasan permasalahan persampahan, imbuh dia.
“Kita mengarah kepada Zero TPA. Nantinya melalui pengelolaan sampah seperti composting yang dilakukan di kewilayahan dan setelah nanti (TPST) Santiong beroperasi, itu juga sudah kita siapkan,” terangnya.
Selain itu, dia menjelaskan, pihaknya akan melakukan belanja-belanja publik dalam konteks upaya menggerakan ekonomi masyarakat seperti UMKM dan event-event yang nanti untuk meramaikan Cimahi termasuk, bagaimana city branding Yanga akan disosialisasikan supaya Cimahi menjadi kota yang dikenal dan menjadi tujuan para wisatawan.
“Kita juga melakukan beberapa urban farming agar nanti tanaman-tanaman itu bisa mensejahterakan masyarakat sekaligus untuk mengatasi persoalan kesehatan seperti stunting dan sebagainya,” paparnya.
Dengan anggaran Rp1,6 triliun, dia mengatakan, bantuan-bantuan ke masyarakat untuk menjaga daya beli seperti operating profit margin (OPM) serta gross profit margin (GPM) akan terus dilakukan. Termasuk bantuan beras, Renstrada, dan lain-lain akan dilakukan selain belanja pegawai.
“Dengan penyerapan yang kemarin 92,5 persen dan melihat posisi sekarang di Rp1,6 triliun, maka kita tidak boleh berpuas diri sampai disini karena terkait pendapatan menjadi tugas kita untuk meningkatkan PR-nya supaya tidak banyak bergantung ke dana transfer,” pungkasnya.**