Mendengar banyak dukungan dari masyarakat itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna langsung meresponnya. Dadang Supriatna menyatakan siap untuk maju pada periode kedua kepemimpinannya di Kabupaten Bandung.
“Mohon doanya saja, semoga kita tetap sehat, selamat, dan tetap amanah dalam menjalankan tugas,” katanya.
Di hadapan masyarakat, Bupati Bandung kembali membahas bank emok yang dinilai meresahkan masyarakat dalam menjalankan praktek usahanya.
“Bang emok bunganya cukup besar per bulannya. Kepala desa kudu nyaah ka masyarakat. Jangan sampai warganya terjerat bank emok,” kata Dadang.
Untuk mencegah bank emok, imbuhnya, Pemkab Bandung sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 70 miliar untuk modal usaha masyarakat yang ingin membuka usaha. Yaitu melalui program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Sebesar Rp 70 miliar ini untuk percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya.
Bupati Bedas ini juga menginstruksikan Kepala Desa, RW dan RT untuk mendata warga yang menganggur. Supaya mereka bisa diarahkan untuk mendapatkan pembinaan melalui program pelatihan maupun kursus yang sudah disiapkan oleh Pemkab Bandung.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mengungkapkan pentingnya mempersiapkan Indonesia Emas tahun 2045. Ada lima hal yang harus menjadi perhatian masyarakat, pertama peningkatan sumber daya manusia, yang berkualitas dan paham IT (Informasi dan Teknologi). Kedua big data, ketiga riset and development, keempat institusi yang kuat, dan kelima mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.
Seperti biasa, kedekatan Bupati Dadang dengan masyarakat ditunjukkan melalui pemberian bantuan cadangan beras, wakaf buku, MP ASI, nomor induk berusaha, kartu tani Sibedas, fasilitas halal, dan pemberian santunan kematian sebesar Rp 42 juta kepada ahli waris dari manfaat BPJS Ketenagakerjaan.**