News  

Percepat Pelaporan dan Penanganan Kebencanaan, BPBD dan Diskominfo Kolaborasi Kembangkan Aplikasi TiTaTu dan Aktivasi Radio

Sebaliknya, imbuh Uka Suska, jika lambat dalam pelaporan sebuah peristiwa kebencanaan, selain akan menimbulkan kerusakan juga dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa di sekitar lokasi kejadian.

“Ada pengalaman yang sempat kita alami. Misalnya, disaat ada kejadian bencana, laporan baru diterima BPBD setelah beberapa jam setelah kejadian kebencanaan itu. Ada juga BPBD baru menerima laporan, pada esok harinya atau setelah satu hari dari peristiwa kebencanaan,” ujar Uka Suska.

Ia berharap dengan adanya aplikasi TiTaTu ini dapat mempercepat laporan atau informasi kebencanaan yang didapat BPBD secara real time.

Baca Juga:  Monitoring Kawasan Pertanian Terpadu di Garut, Pemerintah Fokus Pada Pemulihan Peternakan

“Mengingat aplikasi ini bisa diakses masyarakat melalui handphone android atau digitalisasi. Masyarakat tinggal men-download aplikasi TiTaTu di play store, bisa langsung tampil atau tertera di layar handphone,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung ini juga berharap dengan ketersediaan aplikasi TiTaTu, masyarakat kedepannya bisa dengan mudah mengakses hasil kajian risiko bencana (KRB) di semua kecamatan di Kabupaten Bandung.

“Dengan adanya hasil KRB ini, masyarakat bisa melihat potensi bencana yang terjadi di wilayahnya. Apakah ada potensi bencana banjir, gempa bumi, longsor, angin kencang, dan potensi lainnya. KRB hasil BPBD di semu kecamatan itu, nantinya akan diakses ke aplikasi tersebut,” katanya.

Baca Juga:  Pemkot Cimahi Bekali Bimbingan Manasik Untuk Kesiapan Calon Jemaah Haji 2025