Debat Terbuka Sesi Pertama Kandidat Bupati/Wakil Bupati Bandung Barat Terkesan ‘Ngagugurkeun Kawajiban’

Bandung Barat
Debat Publik Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang digelar di Hotel Novena Lembang, Bandung Barat.

BANDUNG BARAT, POTENSINETWORK.COM – Demikian tegas Daswan Muda, Ketua PC PERTI KBB, saat ditanya tentang Debat Publik Pertama Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat yang digelar di Hotel Novena Lembang, Bandung Barat.

“Kita hanya disuguhi seremonial pemaparan visi dan misi saja, belum menukik kepada substansi yang bisa dijadikan ‘nilai tambah’ untuk masyarakat KBB menentukan pilihannya.” tambahnya.

“Jadi, menurut kami acara kemarin baru sebatas ‘ngagugurkeun kawajiban’ saja, belum sampai kepada apa yang diharapkan oleh KBB secara keseluruhan yang sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.” Ujarnya.

Sementara itu, pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Djamu Kertabudi, tokoh masyarakat KBB yang juga pengamat politik pemerintahan dari Universitas Nurtanio Bandung. Menurutnya, debat terbuka kemarin masih landai-landai saja.

“Saya mengistilahkan debat terbuka para kandidat Bupati dan Wakil Bupati KBB kemarin sebagai ‘jajar pasar’. Artinya, debat kandidat yang biasa-biasa saja, belum menyentuh kepada apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh warga KBB.” Jelasnya.

“Bahkan saya melihatnya ‘jajar pasar’ ‘. Karena mereka (para Paslon) memberikan pemaparan visi, misi dan program kerja mereka andaikan terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat pada Pilkada 27 November 2024 yang akan datang secara biasa saja, tanpa adanya penekanan pada program kerja yang nyata dalam mengatasi permasalahan di KBB.” Imbuhnya.

“Memang ada beberapa poin kelebihan yang saya lihat dari Paslon urut 1 dan 4, karena di antara mereka sudah pernah bersentuhan dengan suasana KBB saat mereka sebagai anggota legislatif (Didik Agus Tri dan Edi Rusyandi). Sehingga, pada saat memberikan tanggapannya ada nilai ilmiah dan empiris. Mudah2an saja pada debat terbuka yang kedua (16 November) mereka lebih bisa menunjukkan kemampuannya dalam perencanaan mengolah KBB untuk 5 tahun ke depan. Sehingga masyarakat KBB calon pemilih, mampu menentukan pilih kelir acak corak sesuai dengan hati nuraninya.” Pungkasnya.**