Politik Berbasis Spiritualitas Nusantara, Jalan Menuju Kehidupan Rakyat Berdaulat

Spiritualitas
Ketua Gerakan Mahasiswa Kosgoro Provinsi Jawa Barat, Dr. Indra Budi Jaya, S.H.,M.H. (Foto: potensinetwork.com/istimewa)

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Dalam dinamika kehidupan berbangsa, harapan untuk mewujudkan rakyat yang berdaulat dengan pemerintah sebagai pelayan sejati rakyat terus menggema. Namun, realitas politik yang ada sering kali jauh dari cita-cita tersebut.

Sistem politik berjalan terkadang justru menjauhkan kehidupan rakyat dari pola hidup berdaulat. Untuk itu, diperlukan sebuah pendekatan baru tidak hanya bersifat praktis tetapi juga berbasis nilai-nilai luhur kebangsaan.

Salah satu upaya penting adalah menelusuri kembali akar spiritualitas politik Nusantara. Politik Indonesia sejatinya memiliki karakter khas yang berbeda dengan sistem politik di negara lain.

Dengan cara pandang yang berbasis kebijakan lokal dan nilai kebangsaan, politik dapat menjadi sarana untuk membangun kedaulatan yang berkeadilan. Inilah yang coba diangkat oleh Indra Budi Jaya, Ketua Gerakan Mahasiswa (Gema) Kosgoro Jawa Barat, dalam sebuah diskusi informal di Bandung.

Indra menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melepaskan diri dari jerat sistem politik yang merugikan rakyat. Ia juga mengkritisi praktik demokrasi yang ada, yang menurutnya sering kali kehilangan esensi karena lebih banyak berorientasi pada kepentingan kelompok tertentu. Indra menawarkan gagasan perbaikan sistem politik holistik, berbasis pemikiran Indonesia murni, dengan mengembalikan nilai-nilai luhur kebangsaan sebagai landasan utama.

Sebagai akademisi sekaligus praktisi hukum, Indra memiliki pandangan tajam terhadap isu-isu kedaulatan bangsa. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa kaya akan keberagaman sistem hukum, mulai dari Anglo-Amerika, Eropa Kontinental, Hukum Islam, hingga Hukum Adat. Keberagaman ini seharusnya menjadi modal besar untuk membangun sistem hukum inklusif dan berkeadilan, bukan malah menjadi sumber gesekan antar kelompok.

Sayangnya, keberagaman ini sering kali muncul secara parsial di masyarakat. Hal ini memicu konflik antar golongan yang seharusnya dapat dihindari jika masyarakat memandang perbedaan sebagai kekayaan, bukan ancaman. Indra menyayangkan kondisi ini dan berharap rakyat Indonesia dapat mengusung kekhasan sosiologisnya dengan lebih elegan. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk dirayakan sebagai khazanah nyata bangsa.

Dalam konteks globalisasi yang semakin masif, Indonesia harus mampu mempertahankan identitas politiknya sendiri. Sistem politik berbasis nilai lokal dan kebangsaan tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini. Untuk itu, diperlukan keberanian dan kesungguhan dari semua pihak—pemerintah, masyarakat, dan para pemimpin pemikiran seperti Indra Budi Jaya—untuk mewujudkan politik yang benar-benar berdaulat.

Esensi dari politik Indonesia adalah harmoni dalam keberagaman. Jika nilai ini dapat dijalankan dengan baik, maka Indonesia bukan hanya mampu mempertahankan kedaulatannya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi dunia. Mari membangun politik yang berakar pada kebangsaan, demi masa depan yang lebih baik. (Teguh Ari Prianto/Nendy S.)