Daerah  

PWRI Paanyilekan Berdaya secara Ekonomi dan Persiapan Jadi Penyelenggara Temu Kerta PWRI Tingkat Kota Bandung

PWRI
Pengurus dan anggota PWRI Kecamatan Panyileukan foto bersama Sekretaris Kecamatan Panyileukan, Dodi Mochamad Romdon (baju putih), usai kegiatan Rapat Koordinasi di Cilengkrang, Kabupaten Bandung. (Foto: potensinetwork.com/Teguh Ari Prianto)

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM– Ketua Pengurus Kecamatan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Yoyo Herdistoyo, mengungkapkan bahwa PWRI Panyileukan memiliki salah satu program unggulan yaitu budidaya ikan. Program ini menjukan bahwa PWRI Panyileukan mempunyai upaya mandiri secara ekonomi. Yoyo Herdistoyo menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengurus PWRI Kecamatan Panyileukan baru-baru ini bertempat di kawasan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Kata Yoyo Herdistoyo, pihaknya mendapat kepercayaan untuk membangun unit percontohan budidaya ikan nila. Program ini didukung oleh pendanaan dari Bank BJB sebagai bagian dari kolaborasi antara PWRI Kota Bandung dan Bank BJB. Dalam tahap awal pelaksanaan program, Kecamatan Panyileukan menjadi wilayah pertama yang dipercaya untuk mengimplementasikannya. Melalui program hibah, kegiatan pembenihan ikan dilakukan dan hasilnya didistribusikan ke delapan kecamatan PWRI di Kota Bandung.

PWRI di tingkat kecamatan, ungkap Yoyo Herdistoyo, sebetulnya tengah menghadapi kendala utama yang dihadapi yaitu terbatasnya dana operasional. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kegiatan PWRI tetap berjalan, terutama melalui kolaborasi dengan lembaga-lembaga lain.

Menurut Yoyo, secara organisasi, kegiatan resmi PWRI Kecamatan Panyileukan hanya berlangsung dua kali dalam setahun. Namun, kontribusi para kader tetap terlihat melalui berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan.

Baca Juga:  Ketua BPD Diduga Gelapkan Anggaran Dana Desa

Selain itu, PWRI Panyileukan juga menjalin kerja sama dengan Kelurahan Mekarmulya dalam mengembangkan program Buruan Sae. Program ini mencakup penanaman tanaman produktif, yang hasilnya telah beberapa kali dipanen, seperti terong dan kangkung.

Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Ketua Kerta PWRI Panyileukan, Neni Yoyo Herdistoyo menyatakan bahwa kegiatan Rakor menjadi momentum kebangkitan kembali setelah vakumnya kegiatan organisasi. Rakor tersebut sekaligus menjadi bagian dari persiapan Kerta PWRI Kecamatan Panyileukan sebagai penyelenggara kegiatan rutin pertemuan Kerta PWRI Kota Bandung. Acara ini akan dilaksanakan di Kantor PWRI Kota Bandung dan dihadiri oleh seluruh pengurus dari berbagai kecamatan se-Kota Bandung pada bulan Juni 2025,

Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Kecamatan Panyileukan, Dodi Mochamad Romdon, S.Sos., M.A.P., beserta jajaran staf. Dalam sambutannya, Dodi menyampaikan apresiasi atas semangat para kader PWRI yang meski telah lanjut usia, tetap aktif berkontribusi dan menjalin silaturahmi. Ia pun mengajak seluruh kader mendoakan agar Kota Bandung di bawah kepemimpinan baru bisa mewujudkan visi misinya.

“Bandung sekarang sedang menghadapi tantangan baru. Kami mohon doa dan dukungan dari para bapak dan ibu agar visi-misi Bandung ‘UTAMA’ bisa tercapai,” ujarnya. Visi misi yang dimaksud adalah milik pasangan Walikota dan Wakil Walikota Bandung terpilih, Farhan-Erwin, yaitu Unggul, Terbuka, Amanah, Maju, dan Agamis.

Baca Juga:  Langgar Perda Satpol PP Kota Bandung Bongkar Bangunan Liar di Cibaduyut

Lebih jauh, Dodi juga mendorong kader mitranya ini agar terus aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan kota, khususnya dalam menghadapi persoalan sampah yang masih menjadi tantangan di Kota Bandung.

Riwayat PWRI

Yoyo Herdistoyo dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan mengenai eksistensi PWRI. Menurutnya, organisasi ini sesuai dengan AD/ART terdiri dari para pensiunan ASN, pensiunan BUMN, BUMD, dan instansi lainnya dan telah memiliki struktur yang diakui masyarakat. PWRI berlandaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang menjunjung prinsip nasionalisme, persatuan, independensi, demokrasi, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.

“Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun para pensiunan sipil, lembaga ini bersifat nasional dan nirlaba, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan wredatama dan keluarganya,” jelasnya.

Sejarah panjang wadah pensiunan ini pun tidak luput dari penjelasan Yoyo, yang mengingatkan kembali Kongres I berlangsung di Bandung pada 25-27 Desember 1956. Disusul Kongres II di Solo (1957), Kongres III juga di Solo (1958), dan Kongres IV di Yogyakarta (1962).

Baca Juga:  ARSAN MASIH PIMPIN PENGUKUHANN PERPANJANGAN MASA JABATAN KADES

Sebagai wadah, lembaga ini memiliki fungsi strategis seperti meningkatkan keimanan, menjaga etika dan moral anggota, kemandirian ekonomi, serta menjadi tempat pengembangan kualitas fisik, mental, dan spiritual para wredatama. Visi organisasi ini adalah mewujudkan organisasi yang kuat, mandiri, dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Sedangkan misinya meliputi mempererat solidaritas, meningkatkan kualitas hidup anggota, memperjuangkan kesejahteraan, meningkatkan ketakwaan, dan mendukung pembangunan bangsa dan negara.

Melalui Rakor ini, pengurus menunjukkan tekad untuk terus aktif dan relevan dalam menghadapi tantangan zaman, sembari menyiapkan peran strategisnya pada masa-masa mendatang. (Teguh Ari Prianto)