News  

Eksploitasi Air Tanah Secara Masif Jadi Salah Satu Penyebab Pergeseran Sesar

Zarina pemerhati lingkungan

BANDUNG, Potensinetwork.com – Akhir akhir ini banyak perusahaan air minum kemasan yang mengiklankan produk mereka sebagai air yang diambil dari mata air pegunungan yang bersih, higienis, serta mengandung unsur mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Benar atau tidak hal tersebut, salah satunya kini terjawab dengan kunjungan Gubernur Jabar, KDM ke salah satu perusahaan air minum kemasan. Dan yang mengejutkan, sumber air minum tersebut bukan diambil dari sumber mata air pegunungan, melainkan diambil dari sumber air bawah tanah, melalui pengeboran.

Salah seorang pemerhati lingkungan, Zarina, yang berlatar belakang pendidikan geologi menyatakan bahwa hal tersebut sangat disayangkan. Mengingat bahwa air bawah tanah bisa saja tercemar oleh unsur unsur zat berbahaya.

Baca Juga:  Panglima TNI Tinjau Arus Balik Lebaran 1445 H/2024

“Selain bisa terjadi kontaminasi terhadap air bawah tanah, pengambilan air bawah tanah secara massif bisa mengakibatkan beberapa hal yang cukup signifikan. Diantaranya penurunan muka air tanah, dan menjadi salah satu pemicu pergerakan sesar terdekat,” terangnya pada Potensinetwork, 23/10/2025 lewat WhatsApp.

Selanjutnya, ia menyebutkan beberapa korelasi dan tahapan bagaimana proses hingga bisa terjadinya pergeseran lempeng akibat eksplorasi air tanah tersebut.

Yang perlu dicatat, bahwa pergeseran lempeng ini bukan satu satunya penyebab gempa bumi. Karena penyebab gempa bumi yang sebenarnya diakibatkan oleh kekuatan tektonik yang terjadi di kerak bumi.

Namun, penurunan muka air tanah menyebabkan terjadinya penurunan tekanan pori, selanjutnya akan terjadi subsidence atau amblesan di bawah tanah.

Baca Juga:  Rugikan Kas Daerah, Pemkab Bandung Sikat Habis Reklame Ilegal

Amblesan terjadi oleh menurunnya tekanan pori hingga tekanan pada batuan meningkat dan lapisan sedimen diatas akuifer yang kosong akan mengalami amblesan. Amblesan ini akan mengubah pola tegangan pada sesar terdekat atau menjadi pemicu pada pergerakan sesar aktif. Namun penyebab sebenarnya terjadi gempa besar adalah kekuatan tektonik.

Pengambilan air tanah secara besar besaran dan terus menerus menjadi penyebab sekunder yang berpengaruh terhadap siklus gempa bumi akibat perubahan kondisi tekanan batuan di atas akuifer.

“Mengingat dampaknya yang cukup besar, pemerintah hendaknya mulai bebenah dalam pola pengambilan air tanah untuk perusahaan air minum ataupun perusahaan industri yang menggunakan air tanah bukan dari mata air pegunungan.

Baca Juga:  Jadi Solusi Banjir, Warga Citeureup Apresiasi Solusi Pintu Penahan Air dari Bupati Bandung

Sebenarnya regulasi sudah ada, tinggal penerapan sanksi bagi perusahaan air minum yang keluar dari ketentuan, baik itu dalam jumlah debit air, maupun titik pengeboran maksimal yang dibolehkan.

Ini menjadi sangat penting, karena selain dampaknya yang tinggi, juga beresiko terhadap kontaminan karena produk tersebut langsung diminum oleh konsumen.

Dalam hal izin pengambilan air tanah tentu melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, jangan sampai terjadi penyalah gunaan izin pengambilan air atau jumlah titik pengambilan air, karena yang dirugikan adalah semua fihak. Lakukan pengawasan secara intensif dan penerapan sanksi pidana sesuai dengan Undang-undang yang berlaku” pungkasnya. **