POTENSINETWORK.COM – Kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) jadi sorotan. Setelah beberapa tahun lalu dalam penanganan Kasus Sambo, saat itu citra dan kinerja Polri benar benar jadi bulan-bulanan masyarakat.
Akibatnya, tingkat kepercayaan atas kinerja kepolisian saat itu jeblok dan anjlok. Tekanan dan keinginan serta penilaiann atas kinerja Polri, (saat itu) diambang kemerosostan. Tak ayal nilai yang disematkan pada kepolisian kita amat sangat mengecewakan.
Hal itu membuat seorang Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo geram. Kapolri bersikap keras dan tegas agar kasus yang berefek pada kinerja dan tingkat kepercayaan masyarakat agar dipulihkan. “Kemarahan” Kapolri, jelas membuat kalang kabut jajarannya.
Bahkan seorang Presiden Joko Widodo pun menginstruksikan dan mengultimatum agar penanganannya dilakukan secara serius dan transparan, sekalipun melibatkan para jenderal berbintang dijajaran Polri.
Pada “Kasus Sambo”, pada akhirnya masyarakatpun sama-sama tahu akhir dari “kisah” tersebut. Kegigihan Kapolri dalam penanganan tersebut mampu mendongkarak popularitas dan penilaiaan kinerja kepolisian perlahan merangkak naik.
Tak hanya itu, kasus-kasus besarpun yang ditanagani dan diduga melibatkan para elit kepolisian dijajaran tertinggi, menjadi sosotan. Hingga kapolri mengeluarkan steatment keras, kepada jajarannya bahwa “jika tak mampu membersihkan ekornya maka akan dipenggal kepalanya”.
Pernyataan Kapolri disambut positif oleh masyarakat luas. Polri dituntut untuk membuktikan bahwa adagium “hukum tajam kebawah, tumpul keatas” pun menjadi pertaruhan besar untuk dibuktikan.