Daerah  

Farhan Bahas Solusi Krisis Sampah Kota Bandung Bersama Komunitas Warunk Kebon

Farhan
Hani Yuhani (kiri) mendampingi Muhammad Farhan (baju hijau) saat berdiskusi dengan audiens diskusi "Ngariung". Pembahasan solusi masalah sampah terungkap dalam forum penting tersebut. (Foto: potensinetwork.com/Aprianto)

KOTA BANDUNG, POTENSINETWORK.COM – Calon Walikota Bandung, Muhammad Farhan, menghadiri diskusi bersama Komunitas Warunk Kebon (Warbon) pada Minggu, 20 Oktober 2024, di Jalan Pesanggrahan III, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah aktivis lingkungan dan pemerhati pembangunan yang membahas berbagai masalah krusial di Kota Bandung, terutama penanganan sampah.

Diskusi yang bertajuk “Ngariung: Ngabahas Ririwit Kota Bandung” tersebut fokus pada ancaman darurat sampah jelang penutupan TPA Sarimukti pada Maret 2025. Farhan menekankan bahwa Kota Bandung harus segera menemukan alternatif solusi agar tidak terjebak dalam krisis sampah.

Hani Yuhani, Ketua Komunitas Warbon, menjelaskan bahwa selama dua tahun terakhir, Warbon telah mengelola 70 ton sampah organik menjadi pakan ternak, pakan magot, dan kompos. Namun, ia menyoroti kurangnya sinergi antara pemerintah dan komunitas pengelola sampah mandiri.

Farhan berjanji akan mengamandemen regulasi pengelolaan sampah dan meningkatkan penegakan hukum bagi pelanggar. Ia juga menegaskan pentingnya membangun model bisnis pengelolaan sampah yang lebih besar dan konkret, untuk mengatasi masalah yang selama ini hanya dikelola dalam skala prototipe.

Farhan juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan besar dalam penanganan sampah adalah rendahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan hukum bagi para pelanggar. Ia menyoroti seringnya terjadi pembuangan sampah sembarangan ke sungai dan kawasan umum lainnya tanpa ada sanksi yang jelas. “Masalah ini tidak bisa dibiarkan, harus ada tindakan tegas agar ada efek jera,” kata Farhan.

Selain isu sampah, dalam diskusi tersebut juga dibahas soal pelayanan air bersih oleh PDAM yang dinilai buruk oleh banyak warga. Hani Yuhani, sebagai perwakilan dari Komunitas Warbon, mengungkapkan bahwa banyak warga terpaksa membuat sumur dalam hingga kedalaman 60 meter akibat pasokan air bersih yang tidak memadai. Farhan merespon bahwa solusi jangka panjang seperti pemanfaatan Instalasi Pengolahan Air Hujan (IPAH) dan pembuatan sumur resapan harus mulai diperhitungkan.

Farhan menyatakan komitmennya untuk menjadikan isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah dan air bersih, sebagai prioritas jika terpilih sebagai Walikota Bandung. Ia berencana mengadakan pertemuan lanjutan dengan komunitas dan pihak terkait untuk merumuskan strategi konkrit.

Dalam penutup diskusi, Farhan mengapresiasi upaya Komunitas Warbon dan menyebut inisiatif mandiri seperti ini perlu diperkuat dan didukung oleh kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada lingkungan. “Sinergi antara pemerintah dan komunitas sangat diperlukan agar Kota Bandung bisa mengatasi masalah lingkungan dengan solusi yang tepat dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Acara diskusi diakhiri dengan ajakan untuk terus mengawal isu lingkungan di Bandung dan meningkatkan kolaborasi lintas sektor guna menciptakan kota yang lebih bersih dan ramah lingkungan. (Aprianto/Nendy S.)