Daerah  

Diduga, Proyek PPS mempekerjakan santri dibawah umur dan minta bekingan oknum wartawan

Pembangunan RKB yang dikelola oleh Yayasan Cikal, diduga memicu kontroversi. (photo: T.Wirama/Potensinetwork)

(KAB.GARUT), Potensinetwork.com – Proyek pembangunan ponpes sekolah (SMP ,SMA IT) Cikal yang beralamat di Kampung Depok, Desa Sukamukti Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut, diduga menjadi “proyek siluman”.

Salah satu indikasinya, tidak adanya papan informasi proyek di lokasi pembangunan ponpes tersebut. Yayasan dituding juga meminta bekingan kepada oknum wartawan.

Lembaga Yayasan Nangka Pait dan Pontren Cikal mendapatkan bantuan masing masing sebesar Rp. 500.000.000. ( lima ratus juta), dana yang diterima mencapai 1 Milyar . Saat merealisasikan anggaran tersebut pihak pelaksana diduga tidak transparan dan melibatkan anak-anak dibawah umur.

Baca Juga:  Desa Sukamukti Laksanakan Pekerjaan Hotmix Jalan lingkungan

Pembangunan sekolah yang dikelola oleh Yayasan Cikal, kembali memicu kontroversi. Kali ini, yayasan tersebut dituding memperkerjakan santri dibawah umur dalam proses pembangunan.

Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, pembangunan sekolah tersebut memperkerjakan santri yang berusia di bawah 18 tahun. “Mereka bekerja dari pagi hingga sore, dengan tidak diupah yang tidak sepadan,” kata sumber tersebut.

“Kami tidak membutuhkan publisitas yang tidak perlu,” kata salah satu pengurus yayasan, saat hendak dikonfirmasi, Jum’at (31-1-2025).

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut dan meminta keterangan dari pihak yayasan dan saksi-saksi, ” kata Kapolsek setempat terkait hal tersebut.

Baca Juga:  Nobar Persib Juara BRI Liga 1, Bupati Bandung Serukan Doa untuk Palestina

“Kami akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah yayasan tersebut telah memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Garut, belum lama ini.

Pembangunan sekolah tersebut telah memicu kontroversi sejak awal. Sebelumnya, warga setempat telah mengeluhkan tentang proses pembangunan yang tidak transparan dan tidak melibatkan masyarakat setempat. Saat ini, pembangunan sekolah tersebut masih berlangsung. *(T.Wirama)