KOTA BANDUNG, POTENSI NETWORK.COM — Aroma bebek balado menyeruak dari dapur warga RT 04 RW 04 Kelurahan Mekarmulya, Minggu (2/11/2025). Seusai kerja bakti, warga berbondong-bondong menikmati sajian istimewa. Ibu-ibu menyiapkan sajian itu. Kebersamaan terasa kental, menjadi penanda betapa guyubnya warga dalam menjaga lingkungan dan mempererat silaturahmi.
Sehari penuh warga terlibat dalam kegiatan padatmulai dari membersihkan lingkungan, memasak, dan menikmati hidangan bersama. Menu bebek balado berasal dari hasil ternak entog dan itik milik warga dalam Program Romantik atau Rereongan Olah Unggas, Entog, dan Itik Bank Sampah Simpati. Warga secara rutin memberi unggas-unggas itu dengan pakan dari sampah organik, seperti sisa makanan dan nasi bekas. Tim Bank Sampah Simpati turun langsung mengolah program itu, menjadi contoh nyata penerapan ekonomi sirkular di tingkat warga.

Warga RT 04 RW 04 Kelurahan Mekarmulya bergotong royong dalam kegiatan kerja bakti, membersihkan lingkungan dengan semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sekitar. (Foto: potensinetwork.com/Istimewa)
Kegiatan hari Minggu itu melibatkan seluruh kalangan, ada anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Tanpa sekat usia dan latar belakang, mereka bersatu dalam kerja bakti dan berbagi tawa di bawah payung kebersamaan. Momen ini membuktikan bahwa semangat gotong royong masih hidup di tengah masyarakat perkotaan.
Tokoh masyarakat RT 04 RW 04, Achmad Qomarudin, mengapresiasi antusiasme warga. “Semua terlibat dengan sukarela. Ada yang masak, ada yang bersih-bersih, ada pula yang membantu menimbang sampah. Puncaknya, suasana bahagia tercipta dan menghadirkan keceriaan bagi semua kalangan,” ujarnya.
Siklus Pengelolaan Terintegrasi
Sampah masih menjadi persoalan mendasar di Kota Bandung. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan soal status “darurat sampah” pada pertemuan warga di Kelurahan Mekarmulya belum lama ini, menjadi pengingat bahwa krisis ini belum berakhir. Ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan praktik open dumping masih menyisakan masalah lingkungan jangka panjang.

Warga RT 04 RW 04 Mekarmulya tampak antusias bersiap menikmati hidangan bebek balado usai kerja bakti, simbol kebersamaan dan hasil olahan ternak warga sendiri. (Foto: potensinetwork.com/Aprianto)
Dalam situasi ini, warga perlu bertindak cermat dan mandiri. Langkah kecil di tingkat RT justru dapat menjadi solusi besar. Melalui Bank Sampah Simpati, warga mengintegrasikan kemampuan dan potensi lokal untuk membangun sistem pengelolaan sampah terpadu. Kolaborasi ini melibatkan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), kelompok Posyandu, pengurus RT, serta kelompok Buruan SAE yang aktif dalam kegiatan sosial-ekonomi.

Petugas Bank Sampah Simpati bersama warga RT 04 RW 04 Mekarmulya melakukan penimbangan sampah anorganik, sebagai bagian dari gerakan mandiri mengelola dan mengurangi sampah rumah tangga. (Foto: potensinetwork.com/Istimewa)
Dari sinergi itu lahir berbagai inovasi antara lain pengolahan sampah organik dan anorganik, peternakan bebek organik, pengentasan stunting melalui olahan pangan bergizi, hingga pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga. Semua langkah tersebut sejalan dengan visi Wali Kota Bandung untuk membangun Kota Bandung Utama melalui sinergi lembaga masyarakat strategis.
Panglipur dan Kentongan, Dua Gerakan Inspiratif dari Warga
Selain kegiatan lingkungan, RT 04 RW 04 juga meluncurkan program unggulan lain yang tak kalah menarik, yakni Koran Mini Komunitas “Panglipur”. Media komunitas ini menjadi ruang bagi warga untuk berbagi informasi, inspirasi, dan karya kreatif dari lingkungan sendiri. Tim kreatif “Panglipur” merancang media ini dalam bentuk lembar-lembar sederhana namun responsif, ringan, dan menghibur, sesuai dengan semangat namanya “Panglipur” atau panghegar dalam liputan dan responsif.
Bersamaan dengan itu, pengurus RT juga menggelar sosialisasi kewaspadaan dan keamanan lingkungan melalui pendekatan metode kentongan. Program ini menghidupkan kembali nilai kearifan lokal dalam menjaga keamanan dengan cara modern dan partisipatif. Kentongan bukan hanya simbol siaga, tetapi juga lambang komunikasi warga dalam menghadapi situasi darurat, membangun rasa peduli, dan memperkuat jejaring keamanan berbasis komunitas.
Kondusivitas lingkungan RT 04 RW 04 menjadi kunci lahirnya kreativitas dan inovasi warga. Kini saatnya masyarakat bangkit dengan potensi utamanya yang ada — berpikir lokal, bertindak lokal, dan dengan teknologi terkini, menjadikannya viral. Langkah kecil dari Mekarmulya ini membuktikan bahwa warga bisa memulai perubahan besar dari lingkungan sendiri. (Teguh Ari Prianto)

Suasana hangat tampak saat warga RT 04 RW 04 Mekarmulya berbaur — dari anak-anak, pemuda, hingga orang tua — bersiap menikmati hidangan bebek balado hasil olahan bersama. (Foto: potensinetwork.com/Aprianto)










