Menelusuri Jejak-Jejak Nenek Moyang Orang Sunda

Ilustrasi. (Foto: a kusmawan)

(Catata Terjemahan Drs Yosep Iskandar)

Bagian XIII

Masih seputar kudeta dan huru-hara antar kerajaan Sunda

SANG Sanjaya berikut pasukannya bergerak menuju dayeuh Pakuan (Bogor) ibukota kerajaan Sunda. Dan di sana, ia pun disambut oleh Maharaja Tarusbawa yang kemudian memberinya banyak imformasi tentang Galuh terutama tentang militernya.

Pasukan bayangkara Galuh yang berasal dari Indraprahasta memiliki keterampilan perang tingkat tinggi.

Dengan demikian, Sang Sanjaya dinasihati agar meminjam kitab pustaka ratuning bala sariwu, pusaka warisan Sang Resiguru Kendan (Bandung Cicalengka).

Baca Juga:  Pejabat ASN Dilarang Gelar Open House Idul Fitri, Ini Ketentuan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443 H

Lalu Sang Sanjaya dan pasukannya menuju Sang Rabuyut Sawal sahabat dari ayahnya (Sang Sena dan meminta agar wilayah Gunung Sawal menjadi basis persiapan pasukannya,

Rabuyut Sawalpun segera mengizinkannya. Lebih dari itu, Sang Rabuyut mengizinkan kitab Pustaka Ratuning Balasariwu dipelajari oleh Sang Sanjaya.

Sambil mendalami kitab sakti tersebut, Sang Sanjaya pun melatih pasukannya.