Hanya, sebagai tetua nan bijak, Sang Sempakwaja hanya menyindir tajam bahwa kekuasaan keluarga Sang Sanjaya serta kepada ayahnya, Sang Sena di Jawa Tengah belum seberapa luas yang tentunya belum dijadikan majikan oleh Sang Demunawan.
Selain itu, Sang Sempakwaja memberikan tantangan kepada Sang Sanjaya agar menghadapi dulu kekuatan yang sanggup menandingi keluarga Sang Sena:
- Sang Pandawa atau Wuragati. Mertua Sang Demunawan raja Kuningan.
- Sang Wulan, raja Kajaron.
- Sang Tumanggal, Raja Kalanggara di Balamoha.
Sang Sanjaya yang berjiwa petarung itu merasa tertantang dan merasa dirinya baru saja meluluh lantakkan keraton Galuh.
Sindiran Sang Danghiyang Sempakwaja segera ia terjemahkan dengan menyiapkan pasukan untuk menggempur kerajaan Kuningan.
Ternyata oleh karena persiapan yang serampangan, pasukan Sang Sanjaya dapat dipukul mundur oleh pasukan Tri Tunggal; Pandawa, Wulan, Tumanggal dalam bentrokan senjata di wilayah Cikuningan.
Sang Sanjaya beserta pasukannya segera mundur kembali ke Galuh. Dengan demikian, Sang Danghiyang Sempakwajalah yang berhak menentukan siapa gerangan yang akan menjadi penguasa Galuh.