Ribuan Jiwa Terdampak Banjir di Mamuju Tengah

Foto: bpbd mamuju tengah

POTENSINETWORK.COM – Sedikitnya 659 KK atau 2.466 jiwa dan 210 unit rumah terdampak

banjir yang melanda wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, tempo hari.

Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur hingga masuk ke pemukiman warga di Desa Budong-budong, Desa Pangalloang yang terletak di Kecamatan Topoyo dan Desa Lara di Kecamatan Karosa.

BPBD Kabupaten Mamuju Tengah melaporkan sedikitnya 659 KK/2.466 jiwa dan 210 unit rumah terdampak.

Selain rumah, terdapat 300 hektar lahan pertanian terendam dengan ketinggian berkisar antara 20 – 40 sentimeter.

Banjir juga mengakibatkan akses ke Desa Pangalloang terputus dan terisolir.

Baca Juga:  Ratusan Anggota AAIB Jabar, HADIRI DEKLARASI NASIONAL PRABOWO - GIBRAN

Evakuasi warga yang terisolir dilakukan dengan menggunakan mobil rescue serta perahu karet.

BPBD setempat dibantu masyarakat melakukan pembuatan saluran baru, agar air mengalir ke muara sungai.

Sebagai respon cepat, BPBD Kabupaten Mamuju Tengah mengaktifkan posko gabungan tanggap darurat bencana untuk mempercepat proses penanganan terhadap warga terdampak.

Pihak yang terlibat antara lain unsur TNI-Polri, Tagana, Dinsos, Pemerintah Daerah, masyarakat desa, dan lintas instansi terkait.

Kondisi terkini, Sabtu (14/5), dilaporkan situasi telah kondusif dan banjir sudah surut.

Untuk desa yang terisolir kini sudah bisa diakses kembali.

Warga sekitar bergotong royong untuk membersihkan material dan lumpur yang terbawa saat banjir.

Baca Juga:  Gerindra Pastikan Negara Hadir Dalam Pemenuhan Hak Kaum Difabel

Berdasarkan analisis InaRisk Kabupaten Mamuju merupakan wilayah dengan potensi bahaya banjir pada kategori sedang hingga tinggi.

Melihat wilayah Mamuju yang sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi, BPBD mengimba warga yang tinggal di lereng bukit atau dataran rendah untuk waspada terjadi tanah longsor jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi menerus lebih dari satu jam.

Gerakan susur sungai saat cuaca cerah juga dapat dilakukan sebagai langkah prefentif guna mengantisipasi sampah atau ranting yang dapat menghalangi laju air saat terjadi hujan.

Penyampaian informasi dalam peringatan dini juga dinilai perlu dilakukan baik secara berjenjang atau langsung dari Provinsi ke Kabupaten, hingga informasi diterima oleh perangkat daerah di tingkat RT/RW mengenai waspada peringatan dini hujan lebat.

Baca Juga:  Tiga Kapal Muatan Nikel Ilegal diamankan Bakamla RI

Penguatan diseminasi informasi peringatan dini untuk mengantisipasi risiko bahaya sehingga bisa menjadi pertimbangan langkah mitigasi yang harus diambil sebelum terjadi bencana.***