“Kita harap semua janji politik pa Hengky segera dijalankan, karena semua yang menyangkut kesejahteraan buruh sudah tercover disana. Dimana yang sering kita keluhkan di KBB itu masih banyak riba berkedok koperasi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menjelaskan, pihaknya meminta disediakan koperasi karyawan untuk mencegah adanya riba berkedok koperasi yang tengah marak selama ini.
“ATM serta BPJS buruh ditahan dan bunganyapun cukup besar. Makanya kita minta disediakan koperasi karyawan dan itupun sudah termuat dalam kontrak politik bersama pasangan Akur,” jelasnya.
Selain itu, Dede pun menuturkan, para pekerja di KBB rata-rata belum memiliki rumah. Mereka bekerja bertahun-tahun statusnya masih ngontrak baik itu diperumahan maupun di rumah mertuanya.
Ia menambahkan, mereka juga mengeluhkan terkait transportasi untuk pulang serta pulang kerja. Hal itupun sudah tertuang dalam kontrak politik.
“Dikontrak politik juga disebutkan menyediakan rumah murah subsidi untuk buruh dan mengadakan bus antar jemput untuk buruh, sehingga tuntutan kita hanya satu jalankan kontrak politik atau janji kampanye waktu pasangan Akur,” tutupnya.***
Buruh Bandung Barat saat aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu (foto: Cecep/dok)