“Saya harap, ke depannya AWLR ini dapat terpasang pada seluruh mikro DAS di Kabupaten Bandung yang berjumlah lebih dari 600 mikro DAS,” ucap Ami.
Mewakili Bupati Bandung Dadang Supriatna, dirinya mengapresiasi diluncurkannya AWLR, sebagai salah satu langkah untuk mewujudkan perbaikan lingkungan. Pelaksanaan integrasi AWLR berfungsi sebagai alat pendeteksi tinggi muka air sungai dan upaya mitigasi bencana banjir secara terpadu.
“Saya apresiasi, ini adalah tanggungjawab kita merumuskan solusi, dengan hadirnya integrasi AWLR yang telah dipasang di lima titik kawasan mikro DAS di Kabupaten Bandung. Saya juga berharap, seluruh pembangunan bisa dilakukan bersama unsur pentahelix,” kata Amiyana.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi menambahkan, pelaksanaan konsep Mikro DAS tersebut melibatkan multipihak sebagai unsur kolaborasi dalam penyelesaian permasalahan seperti melibatkan akademisi, komunitas, pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat.
Realisasi kebijakan Mikro DAS Kabupaten Bandung tahun 2022 dengan menggunakan model inovasi SIMPELBEDAS telah dilaksanakan dengan menggunakan bantuan alat pendeteksi tinggi muka air sungai, sebagai indikator pengukuran kebijakan SIMPELBEDAS.
Alat pendeteksi tinggi muka air sungai ini menggunakan teknologi Internet of Things (IoT), sehingga dapat diukur secara update dan otomatis dari jarak jauh, dengan biaya yang relatif lebih murah dan berbasis teknologi tepat guna untuk mengukur tinggi muka air pada bagian ruas sungai yaitu mikro DAS untuk mengetahui besarnya debit yang ada.
Pemasangan teknologi AWLR lanjut Erwin, terletak di wilayah Kecamatan Cimenyan, Ciwidey, Cirasea, Citarik dan Cikeruh. Teknologi tersebut telah terintegrasi dengan Diskominfo Kabupaten Bandung, sehingga setiap informasi yang tersedia secara update dapat diakses pada website Kabupaten Bandung pada halaman mikrodas.bandungkab.go.id dan telah terhubung pada command center.