Margo menyebutkan, rata-rata komoditas penyumbang kenaikan NTP ini berasal dari subsektor perkebunan kelapa sawit, gabah, telur ayam ras, dan cengkeh.
“Peningkatan NTP tertinggi itu ada pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 5,86 persen. Peningkatan ini juga terjadi karena indeks harga petani mengalami kenaikan 5,10 persen,” ujarnya.
Meskibegitu, BPS mencatat indeks harga yang dibayar petani turun karena beberapa komoditas seperti bawang merah, cabe merah, cabe rawit, dan daging ayam ras.
Sebagai informasi, produk hortikultura di beberapa sentra produksi saat ini tengah memasuki masa panen, seperti Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo, Jawa Tengah yang merupakan basis sentra bawang merah.
Sementara itu, panen cabai merah sedang berlangsung di Kabupaten Kediri.
Kenaikan pada NTP, lanjutnya pula, diikuti kenaikan pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP), yang mencapai 106,63 atau naik 1,10 persen apabila dibandingkan Juli Tahun 2022.