Hajat Huluwotan di Gambung, Camat Pasirjambu: Syukuri Sumber Air yang Melimpah

“Upacara Huluwotan ini merupakan kegiatan ritual yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali, tepatnya setiap bulan Silih Mulud atau bulan Rabiul Akhir dalam kalender Islam.

Dalam hal ini yang mengatur tanggal dan hari pelaksanaan upacara Huluwotan, telah ditentukan tanggalnya,” ujar dia.

Ferry juga menjelaskan, upacara ini merupakan satu bentuk nazar leluhur, yang saat itu masyarakat Kampung Gambung mengalami kesulitan air bersih.

“Kemudian, dengan dipimpin oleh sesepuh kampung, masyarakat bersepakat untuk membangun solokan atau saluran air yang panjangnya kurang lebih 2 kilometer mulai dari huluwotan atau mata air di kaki Gunung Geulis sampai ke permukiman warga,” tutur Ferry.

Baca Juga:  Sekitar 20 Rumah Terancam Longsor Pangalengan

Di tempat terpisah, tokoh masyarakat Gambung, Engkos Kosasih (58) mengatakan tradisi hajat huluwotan ini merupakan peninggalan leluhur zaman dulu (orang tua dulu).

Di kaki Gunung Geulis ada mata air yang digunakan masyarakat dari beberapa RW di Desa Mekarsari, untuk kebutuhan sehari-hari, serta pengairan pesawahan dan kebun.

“Jadi Hajat Huluwotan itu kegiatan ritual rutin tiap tahun, dan itu sebagai wujud syukur nikmat masyarakat kepada Allah SWT yang telah memberi air yang melimpah,” ujar Engkos seraya berharap, dengan diadakannya acara ritual ini masyarakat tidak kekurangan air.***

Baca Juga:  Sisa 700 Bidang Tanah Pemkab Bandung Belum Tersertifikasi