Perluas Bisnis, PTPN VIII Buka Lahan Kerja Lewat Parawisata

Bahkan pihaknya tidak melakukan banyak perubahan area, karena ingin memanfaatkan apa yang sudah ada di sini, termasuk kontur tanah pun tidak diubah, untuk menjaga keaslian alam.

“Kami juga sangat concern terhadap masyarakat di sini. Seperti tenaga kerja, kami ambil dari masyarakat sekitar. Juga untuk pengembangan wahana, kami tidak asal membuat, karena sekali lagi kita tidak mau merusak kontur tanah yang ada dan hanya akan membuat wahana dengan mengikuti kontur tanah awal,” kata Maanager The Ranch.

Begitu juga dengan pengelola Astro, seperti disampaikan Ujo selaku manager Astro, pemilihan area yang sekarang menjadi AStro merupakan hasil kajian dari Asep sendiri, karena selain dari sisi bisnisnya, Asep pun ingin membangun fasilitas umum seperti masjid, toilet umum yang dibebaskan untuk semua orang alias gratis.

Baca Juga:  Ciptakan Harmonisasi Lingkungan, Wakil Rakyat: Sebelum Membangun Developer Wajib Studi Kelayakan

“Dilihat dari awal pembangunan sampai sekarang, daerah sekitar Astro menjadi lebih hidup, yang sebelumnya gelap dan tidak kondusif dengan premanisme. Begitu kita berdiri menjadi lebih terkoordinir,” ujarnya.

Untuk CSR, lanjut Ujo, pihaknya bekerjasama dengan kecamatan untuk membantu masyarakat, termasuk tenaga kerjanya, hampir 90% berasal dari masyarakat setempat.

“Ke depan kita akan membuat teras UMKM, karena saat ini sudah mulai masuk beberapa produk UMKM dari Subang,” ujar Ujo seraya menambahkan pihaknya juga selalu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan masyarakat setempat.

Baca Juga:  Nasib Ratusan Karyawan Perkebunan, Gaji Tujuh Bulan Belum Dibayarkan

Bagi masyarakat Ciater kehadiran tempat-tempat wisata tersebut berdampak positif bagi pengembangan ekonomi kerakyatan, karena sebelumnya Ciater hanya dikenal dengan wisata pemandian air panas, tapi sekarang sudah ada tempat-tenpat wisata lain di sekitarnya.

Penulis: Lily Setiadarma