Pada saat itu datanglah seorang pemuda tampan mengaku dirinya bernama “Silihwarni” yang akan mengabdikan diri kepada Pasir Luhur, permohonannya diterima, asalkan ia harus dapat membunuh Raden Kamandaka. Untuk membuktikannya ia harus membawa darah dan hati Raden Kamandaka.
Sebenarnya Silihwarni adalah nama samaran. Nama itu sebenarnya adalah Banyak Ngampar, putra dari kerajaan Pajajaran, yaitu adik kandung dari Raden Kamandaka.
Ia oleh ayahnya, Prabu Siliwangi, ditugaskan untuk mencari saudara kandungnya yang pergi sudah lama belum kembali. Untuk mengatasi gangguan dalam perjalanan, ia dibekali pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya.
Dan dia juga menyamar dengan nama Silihwarni, dan berpakaian seperti rakyat biasa. Karena ia mendengar berita bahwa kakak kandungnya berada di Kadipaten Pasir Luhur, maka ia pun pergi kesana.
Setelah Silihwarni menerima perintah dari Adipatih, pergilah ia dengan diikuti beberapa prajurit dan anjing pelacak menuju desa Karang Luas (sekarang Karanglewas.red.), tempat penyabungan ayam.
Di tempat inilah mereka bertemu. Keduanya sudah tidak saling mengenal lagi. Silihwarni berpakaian seperti rakyat biasa, sedangkan Raden Kamandaka berpakaian sebagai botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan kerinduan kepada kekasihnya.