Presiden Soekarno sangat menyukai sate dan soto Madura. Demikian pula halnya, pada saat KAA berlangsung, banyak delegasi dari Asia dan Afrika merasa ketagihan dengan sajian menu makan olahan tuan rumah KAA tersebut.
Sajian makanan khas RM Madrawi dapat diterima oleh khalayak delegasi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
Madrawi, dengan sate dan soto Maduranya, menjadi salah satu bentuk keyakinan membangun kepercayaan diri bangsa.
Meski berada dalam keterbatasan, mereka masih mampu bergerak dan ikhlas.
Dengan segenap kemampuannya Madrawi membantu negara untuk memperoleh solusi atas masalah-masalahnya.
Secara sadar, dengan pendekatan penyajian pola dan pilihan makanan seperti ini, Indonesia tengah menerapkan pendekatan diplomasi baru, tentunya ala Indonesia.
Pola diplomasi ini menjadi pendekatan diplomasi baru bagi dunia internasional terutama saat melawan dominanasi Amerika Serikat.
Diplomasi Amerika Serikat dikenal dengan sebutan “Tiga F” yang terdiri Food, Fashion dan Fun.