Naskah ini kemudian menjadi nafas kebebasan bagi Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam menetukan nasibnya.
Adapun Isi Dasasila Bandung sebagaimana dimaksud, seperti tersusun berikut ini:
- Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
- Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara
- Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
- Tak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
- Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan isi Piagam PBB.
- (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun. (b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
- Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
- Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan isi Piagam PBB.
- Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
- Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
Makan siang, baju adat, dan kesenian luhur Bangsa Indonesia, tentu saja hal itu termasuk elemen vital untuk terus dijaga keberadaannya.
Indonesia sebetulnya sanggup tampil dengan jati diri bangsanya dalam kancah dunia internasional dengan kepemilikan ciri khas budayanya.
Tradisi menjamu makan siang dalam kecamuknya situasi politik dalam negeri pun, bisa diandalkan untuk meredam gejolak yang ada.