Upaya apa saja yang sudah dilakukan?
Perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina telah dilakukan berulang kali antara 1990-an hingga 2000-an, diselingi dengan pecahnya pertikaian.
Perdamaian yang dinegosiasikan tampaknya mungkin terjadi pada masa-masa awal.
Sejumlah pembicaraan rahasia di Norwegia menjadi proses perdamaian Oslo, yang dilambangkan dengan upacara di halaman Gedung Putih pada 1993 yang dipimpin oleh Presiden AS Bill Clinton.

Dalam momen bersejarah, Palestina mengakui negara Israel dan Israel mengakui musuh bebuyutannya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sebagai satu-satunya wakil rakyat di Palestina.
Otoritas Palestina yang memiliki pemerintah sendiri kemudian dibentuk.
Namun, perpecahan segera muncul ketika pemimpin oposisi Israel saat itu, Benjamin Netanyahu, menyebut proses perdamaian Oslo sebagai ancaman bagi Israel.
Israel mempercepat proyek permukiman komunitas Yahudi di wilayah yang mereka duduki di Palestina.
Kelompok milisi Palestina, Hamas, yang baru saja muncul saat itu, mengirim pelaku bom bunuh diri untuk membunuh orang-orang di Israel dan merusak peluang terjadinya perjanjian perdamaian.
Suasana di Israel memburuk, dengan puncaknya pada momen pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin oleh seorang ekstrimis Yahudi pada 4 November 1995.
Pada 2000-an, upaya dilakukan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian – termasuk pada 2003 ketika peta jalan dirancang oleh negara-negara besar dangan tujuan akhir solusi dua negara, namun hal ini tak pernah terlaksana.