Apalagi dengan adanya penerapan program pendidikan prakarya, mulai dari bagaimana para siswa didik untuk melakukan pengolahan makanan, pengolahan serat tumbuhan, pengolahan limbah, pembelajaran membatik pada kain dan kreatifitas siswa lainnya.
“Banyak manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh para siswa dalam penerapan pendidikan tiga muatan lokal itu. Di antaranya, para siswa semakin lebih berkreasi dan semakin meningkatkan pola pikir yang kreatif,” tuturnya.
Berti berharap dengan adanya penerapan pendidikan muatan lokal itu, bisa menumbuhkan jiwa enterpreneur bagi para siswa.
“Intinya bisa menumbuhkan jiwa wirausaha atau pengusaha, disaat para siswa memahami bagaimana menjadi pengusaha yang sukses ketika sudah menguasai pendidikan muatan lokal itu,” kata Berti.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tiga muatan lokal itu, kata dia, didukung dengan prasarana sarana yang ada di sekolah. Lebih baik lagi ada dukungan prasarana dan sarana dari Pemkab Bandung melalui Dinas Pendidikan untuk peningkatan kualitas pendidikan muatan lokal tersebut.
“Karena pihak sekolah dilarang untuk memungut biaya untuk kegiatan muatan lokal itu, para siswa disaat membutuhkan peralatan bisa dengan cara beli sendiri,” katanya.
Berti juga mengungkapkan bahwa di antara para siswa SMPN 1 Ibun itu, dengan adanya pendidikan muatan lokal bahasa Sunda diikutsertakan pada lomba aksara Sunda di tingkat Kabupaten Bandung.
“Alhamdulillah, siswa SMPN 1 Ibun bisa menjadi juara satu dan saat ini diikutsertakan pada lomba aksara Sunda tingkat Provinsi Jawa Barat mewakili Kabupaten Bandung,” katanya. *dero