“Berdasarkan data, TBM di Kabupaten Bandung ini ada 92 TBM, yang pada hari ini kita baru melibatkan 25 TBM terlebih dahulu dan secara parsial nanti kemudian akan dilanjutkan sisanya di tahun 2024,” kata Teguh didampingi Kabid Pelayanan Perpustakaan Dispusip Kabupaten Bandung Firman Nugraha dalam keterangannya di sela-sela pelaksanaan sosialisasi tersebut.
Menurut Teguh, kegiatan sosialisasi ini melibatkan TBM, pihaknya berusaha untuk bertransformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Di mana TBM-TBM ini, yang digerakkan relawan-relawan ini tidak hanya untuk menggerakkan masyarakat minta bacakan masyarakat. Tapi berinklusi sosial, bisa menggerakkan masyarakat bisa untuk dilaksanakan seperti berdagang. Kemudian menggerakkan masyarakat, dia minatnya apakah produk-produk UKM yang ada di wilayahnya. Ini salah satu kegiatan inklusi sosialnya,” tutur Teguh.
Kemudian, lanjut Teguh, mereka bisa berkolaborasi di TBM-TBM tersebut dengan masyarakat setempat yang seyogyanya dia punya keahlian. Seperti keahlian perbengkelan dan keahlian lainnya.
“Nanti kita akan kolaborasikan dengan dinas terkait, yang pada hari ini kita berkolaborasi dengan Disperdagin untuk bisa memberikan nuansa bisnis melalui inklusi sosial ini bagaimana cara mengemas produk-produk UKM yang ada di masing-masing wilayahnya,” tuturnya.